Senin, 09 Mei 2011

Sekolah yang Membolehkan Kita Memilih

Di sekolah-sekolah ini, Ujian Nasional nggak wajib, bahkan membolehkan kamu menyusun materi pelajaran. Sekolah ternyata juga nggak perlu lama-lama, meski lebih singkat tapi menyiapkan kamu jadi pengusaha muda!

Tidak seperti lembaga pendidikan biasa, sekolah Qariyah Thayyibah yang berdiri sejak 2003 ini menyebut dirinya menerapkan sistem Kurikulum Berbasis Kebutuhan (KBK). Artinya, semua kegiatan pembelajaran harus disesuaikan dengan kebutuhan anak. Mata pelajaran yang diambil pun disusun sendiri oleh siswa.

Ide mendirikan sekolah ini berawal saat anak pencetusnya, Ahmad
Bahruddin, diterima oleh salah satu SMP Negeri di kota Salatiga. Satu
minggu sebelum dimulainya kegiatan belajar, Bahruddin mengumpulkan
sekitar 30 orang tua murid yang anaknya kebetulan akan masuk ke SMP
yang sama juga, dalam rangka persiapan sebelum pindah ke kota.

Pertemuan yang terjadi hari

itu ternyata mengalirkan keluh kesah para
orang tua tentang mahalnya biaya sekolah dan tunjangan lainnya.
Iseng-iseng, Bahruddin pun mengeluarkan ide “bagaimana kalau kita membuat sekolah baru?” Tidak disangka ternyata gagasan ini disambut positif oleh sebagian orang tua yang hadir. Setelah dibahas lebih lanjut, orang tua dari 12 murid memutuskan untuk bergabung dengan ‘sekolah baru’, sisanya tetap melanjutkan ke SMP negeri.

Tepat 21 Juli 2003, para murid memulai aktifitas belajar pertamanya. Tenaga guru diambil dari para aktivis Sekretariat Organisasi Tani Qaryah
Thayyibah yang telah Bahruddin dirikan sebelumnya. Kegiatan sekolah
dilaksanakan di gedung sekretariat. Pendaftaran sekolah pun dibuka untuk anak lulusan SD, atau setara dengan usia SMP, dan SMA.

Prinsip utama sekolah yang kemudian menyebut dirinya sebagai komunitas belajar ini adalah memberikan fasilitas penuh kepada pelajar dalam menjalankan kurikulum yang disusun berdasarkan kebutuhan sehari-hari. “Kita percaya bahwa setiap anak ingin hidup dengan bebas. Karena itu, kita memberikan kebebasan penuh kepada mereka saat belajar. Apa yang mereka sedang butuhkan, itulah yang akan dipelajari,” ujar pria kelahiran Semarang ini.

Empat Tahun Sekolah Menengah

Dok SOU

Lain lagi ceritanya dengan yang satu ini, berlokasi di Parung Bogor,
sekolah ini memfokuskan pengajarannya pada ilmu kewirausahaan. Mengacu pada keinginan melahirkan wirausaha muda yang berkualitas, School of Universe (SoU) membekali siswanya lewat ‘kurikulum bisnis.’

“Kita sudah membagi kurikulum siswa secara efektif dalam masa 4 tahun
belajar. Jangka waktu ini kita sebut sebagai Sekolah Menengah atau SM, yang setara dengan penggabungan Sekolah Menengah Pertama dan Sekolah Menengah Atas,” ujar Asmoni Marjuki, kepala sekolah SM SoU.

Pada tahun pertama, siswa SoU dibekali praktek wirausaha lewat magang di perusahaan. “Kita berusaha meyakinkan perusahaan agar menerima siswa kita walaupun usianya masih muda. Sebab, magang yang kita lakukan memang untuk tahap belajar, bukan bekerja,” terang Asmoni.

Dok SOU

Memasuki tahun kedua, siswa SoU diberi kebebasan untuk memilih
lapangan bisnis yang ingin mereka jalankan. Di tahun ketiga, siswa
harus membuat proposal dan mencari investor untuk usaha mereka.
Setelahnya, bisnis pun siap dijalankan di tahun keempat.

Bagaimana dengan sekolah internasional? Dalam rangka mempersiapkan
siswanya berhadapan dengan masyarakat global, Global Jaya International School menerapkan International Baccalaureate (IB) dan mengkombinasikannya dengan kurikulum lokal untuk siswanya.

“Jadi, hampir semua kurikulum lokal masih kita pelajari, seperti mata
pelajaran agama,” terang Dewi Oscarina, kepala sekolah SD Global Jaya.

Pilihan
Meskipun memiliki kurikulum yang berbeda, ketiga sekolah di atas
ternyata mengambil kebijakan yang sama terkait Ujian Nasional. Sekolah
Qariyah Thayyibah, School of Universe, dan Global Jaya International
School tidak lagi mewajibkan siswanya untuk mengikuti UN. Dengan kata
lain, siswa bebas memilih ingin ikut ujian atau tidak.

“Bagi siswa yang ingin melanjutkan sekolahnya, mereka tidak perlu
menempuh UN. Namun kalau berkeinginan masuk ke sekolah lain, kita
berikan mereka kesempatan untuk ikut UN di sekolah,” ujar Yohanes Edi,
kepala sekolah SMP Global Jaya.

Kebijakan yang sama juga diterapkan oleh Qariyah Thayybiah dan School of Universe. Siswa yang ingin menempuh Ujian Nasional dapat menempuh Ujian Penyetaraan atau Kejar Paket B atau C.

“Kita juga memberikan bimbingan belajar kepada siswa yang ingin menempuh UN. Dengan begitu, siswa tidak akan ketinggalan materi dari siswa sekolah regular,” tambah Asmoni.

Salah satu lulusan Qaryah Thayyibah, Maya Rosida, mengaku dirinya sangat menikmati sistem belajar di sekolahnya. “Di sekolah, saya bebas mendalami bidang yang saya suka, yaitu menulis dan membuat film. Belajar pun jadi semangat,” ujar Maya, yang saat ini sudah menulis beberapa buku.

Melihat cerita Maya, mungkin saat ini kita memang harus berani menentukan kurikulum terbaik yang akan dipilih. Yuk, belajar memilih!


http://www.mediaindonesia.com/

0 komentar:

Posting Komentar

KREARIFINDO Creative Solution

PhotobucketPhotobucket Photobucket
INILAH SEBAGIAN BISNIS ONLINE YANG SAYA KEMBANGKAN, BAGI ANDA YANG MEMBUTUHKAN : DESAIN GRAFIS, DESAIN PRESENTASI, DESAIN KREATIF, DESAIN MULTIMEDIA, DLL. ATAU TRAINING MULTIMEDIA PRESENTASI, WORKSHOP PEMBUATAN BLOG KONTAK SAYA DI :
085880878417 atau YM : arif_jic@yahoo.co.id

DOWNLOAD MATERI

PhotobucketPhotobucketPhotobucket

 
Design by Gerai Blog | Support Design by Desaingratis - Group Design | GERAI BLOG