Sabtu, 12 Februari 2011

BERPRESTASI !! ANAKMU BUKAN ROBOT by " Sekolah Internet"

BOOMING-NYA acara kontes bakat di televisi belakangan ini membuat anak-anak dihadapkan pada berbagai jenis kompetisi. Orangtua pun rela mengantar anaknya dari lomba ke lomba yang menjanjikan piala plus kebanggaan itu.

Maraknya adu bakat, ajang lomba prestasi, seringkali menjadi dilema bagi orang tua, salah satu akibat yang ditimbulkan adalah barometer anak berprestasi kerap identik dengan gegap gempitanya ajang lomba di TV. Aneka lomba menjamur seperti menabuh irama di tengah ramainya pesta. Bahkan bayi tak luput jadi sasaran empuk untuk diikutsertakan. Mulai dari lomba foto bayi sehat, hingga lomba yang menghadirkan bayi-bayi itu untuk bertanding langsung.

Layaknya atlet, bayi-bayi lucu berderet di garis start menunggu aba-aba dari panitia. Mereka berlomba merangkak menuju para bunda di garis finish. Aktivitas seperti itu jelas bukan kemauan sang bayi.

Lantas apa yang ada di benak para orangtua peserta lomba? Apakah kompetisi semacam itu benar-benar dibutuhkan anak? Bukankah anak dapat merasa bahwa ia selalu dituntut menjadi juara alias champion syndrome?

Anak Bukan Robot Berprestasi!

Prinsipnya, guru dan orangtua adalah pencipta lingkungan dan iklim yang mencoba menstimulasi munculnya berbagai potensi pada anak. Jadi hal terbaik yang dapat dilakukan adalah membiarkan anak berkembang sesuai potensinya.

Mulailah bertransaksi secara memadai, jangan paksakan program ambisius orangtua yang mengorbankan masa kanak-kanak.

Benahi proses belajar transaksional agar berkembang pula rasa tanggung jawab, kemampuan mengatur diri anak dengan cara menyusun program belajar hingga target akademik mereka sendiri. Jadikan anak itu manusia berpribadi bukan robot-robot berprestasi.

Misal pada bidang pendidikan. Banyak anak yang ikut berbagai lomba berkaitan dengan pelajaran dan mencapai juara ujian nasional, ternyata gagal masuk dalam seleksi SMP RSBI (Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional).

Mengapa hal ini bisa terjadi? “Anak bisa mencapai juara lomba dan juara UN karena dikondisikan begitu ketat oleh orangtua dan sekolah, padahal secara psikologis kapasitas mereka sebenarnya tidak sampai! Bisa jadi karena anak sudah mencapai titik jenuh dan merasa tereksploitasi. Energi yang seharusnya terdistribusi justru tercurah habis karena ambisi,” kata Dra Edwita, M.Pd dari Universitas Negeri Jakarta.

Memang, bercita-cita menjadi idola tak salah. Namun, orangtua tidak berhak memaksa anak menjadi sesuatu yang tidak sesuai dengan kemampuan dan keinginaannya.

“Anak-anak yang dipaksa seperti itu hidupnya tidak akan happy karena selamanya akan bergantung pada reward dari masyarakat yang sifatnya semu,” imbuh Edwita.

Hal senada dikemukakan Christine V Meaty, Psi, Psikolog sekaligus pendiri rumah singgah Cika. “Menjamurnya kontes bakat yang muncul di televisi, membuat orangtua yang ingin anaknya populer berbondong-bondong mengikut-sertakan si anak dalam audisi. Kondisi ini tidak lepas dari berjangkitnya budaya hidup instan di masyarakat. Kultur kolektif di Indonesia masih sangat kuat dengan semacam pandangan bahwa kesuksesan anak menjadi cermin kesuksesan orangtua dan keluarga. Tapi di tengah lingkungan yang semakin individualis, pandangan semacam itu justru disinyalir tidak mendukung perkembangan anak,” beber Christine.

Ajang Menyeragamkan Anak?

Suatu ketika saat diminta menjadi juri lomba melukis di suatu daerah, Christine mendapati karya lukis anak-anak peserta lomba cenderung seragam. Hal semacam inilah yang menjadi pangkal kegelisahan Psikolog alumnus Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta ini.

“Rupanya, kini bermunculan sanggar lukis yang khusus mengajari anak-anak pemenang lomba. Orangtua yang ingin anaknya menjadi juara pun aktif memasukkan anaknya ke sanggar semacam itu. Karya anak cenderung seragam karena selama di sanggar mereka diajari melukis dengan gaya tertentu yang menurut sanggar itu paling bagus. Jadi standar lukisan sudah ditetapkan, anak tidak ditanyai lukisan yang bagus menurut mereka itu seperti apa?,” ungkap Christine.

Tak hanya lomba lukis, pada lomba modeling pun gaya dandanan dan cara berpose anak-anak tersebut juga terlihat sama.
Bagi Christine, kisah dari ajang lomba lukis dan modeling bisa jadi hanya satu potongan kecil dari cerita besar tentang kondisi anak masa kini.

“Secara tak sadar melalui kursus dan lomba, orangtua telah menyeragamkan anak-anaknya. Salah-salah bukannya prestasi yang didapat, kelak si kecil justru tumbuh menjadi individu yang tidak punya jati diri dan miskin originalitas!” imbuhnya.

Melejitkan PRESTASI ANAK by "Sekolah Internet"

Bangganya bila melihat buah hati kita termasuk dalam deretan sepuluh besar di kelasnya. Rasanya berhasil mendidik anak. Sebaliknya, yang putranya tak masuk ranking, rasanya gagal sebagai orang tua. Kok sulit sekali si kecil mendapat prestasi di sekolahnya.
Bagaimana sih cara-cara mencetak anak agar berprestasi?
Semua orang tua pasti menginginkan anaknya tumbuh dan berkembang, cerdas dan menjadi anak yang berprestasi di sekolahnya. Yakni, nilainilai pelajarannya oke, dan setiap tahun meraih ranking 1 minimal ranking 3. Jika tidak. Rasarasanya si kecil tercinta kok biasabiasa saja atau malah cenderung bodoh ya. Cap demikian tak hanya diberikan orang tua lho, bahkan guru atau pendidik pun masih banyak yang mencap siswanya bodoh hanya karena mereka tak terlihat menonjol di kelas. Menurut psikolog Kita & Buah Hati, Rahmi Dahnan S.Psi, itu pandangan yang
sudah out of date. Dalam konteks perkembangan anak, prestasi tak cuma tercermin dari nilai akademik di sekolah. Tapi, setiap langkah positif yang mengarah pada peningkatan dan kemampuan juga disebut prestasi. Sayang sekali, bila orang tua masa kini masih beranggapan, bahwa anak yang berprestasi adalah anak yang mampu meraih nilai tinggi dan duduk di peringkat tertentu, lalu kecewa bila buah hatinya ternyata tak demikian. Setiap anak, jelas Rahmi, punya kemampuan dan potensi yang berbeda. Sehingga tak bisa dipastikan bila prestasi akademik anak jeblok maka ia disebut tidak berprestasi di sekolahnya. Jadi, para orang tua, jangan mau terjebak dalam stigma lama. Sebab, berkutat dengan pandangan tersebut, membuat Anda jadi
jatuh percaya kalau si kecilnya bodoh karena mungkin Andaayah ibunyapun tak pintar-pintar amat. Yang perlu disamakan adalah persepsi orang tua terhadap prestasi. Kata Rahmi, prestasi itu bisa ada di berbagai bidang, bukan cuma nilai pelajaran sekolah saja. Karena itu, disinilah tugas orang tua mengembangkan potensi dan bakat anak dengan berbagai cara dan usaha. Banyak lho anak yang nilai pelajarannya biasabiasa saja, tapi ia pandai menari, orang tua mendukungnya les menari, eh di masa remajanya sampai dewasanya, ia berkeliling berbagai negara membawakan taritarian. Pada akhirnya, kecerdasan kognitif (intelektual) anak pun terdongkrak karena pengalamanpengalaman hidupnya serta pergaulannya di masa remaja
dan dewasa. Jadi, menurut Rahmi, yang terpenting adalah mendukung anak di berbagai bidangnya. Apakah itu pelajaran sekolahnya, dengan mendorong gairah belajar, tetapi juga menemukan bakat dan potensi anak. Dengan cara demikian, banyak bukti lho, nilai-nilai
pelajaran anak oke dan duduk di ranking teratas, tetapi juga punya prestasi di bidang lain misalnya, juara tari, biola, lukis, dsb. Bila pun prestasinya di bidang kreativitas saja, bukan pada bidang akademik, tak perlu kecewa. Si kecil tetap bisa sukses di masa dewasanya kelak melalui bakat yang ditekuni dan didukung lingkungannya. Untuk mendongkrak prestasi anak, komunikasi antara orang tua dengan guru juga harus ditingkatkan. Selain membicarakan tentang pencapaian si kecil di sekolahnya, orangtua pun harus menginformasikan 'kelebihan-kelebihan' si kecil lainnya, sambil masukkan pesan untuk tak terlalu 'menekan' si kecil mencapai nilai tinggi. Artinya, orang tua seharusnya satu sampai dua langkah lebih maju dari guru, sehingga bisa memberi masukan, pesanpesan, untuk kualitas sekolah sekaligus kualitas muridnya, putra-putri
Anda sendiri.

Mendongkrak Prestasi Anak

Perhatikan Bakat Anak

Keinginan orang tua mencetak anaknya jadi berprestasi wajar saja. Apalagi jika sikecil punya kemampuan untuk itu. Misalnya senang membaca, suka olahraga, seni, IPA, dll. Namun, untuk mecetak anak berprestasi, orang tua harus melihat apa bakat anak. Jika anak tak berprestasi di bidang akademik tak perlu ngotot. Memaksakan anak berprestasi sesuai dengan keinginan orang tua dapat membuat anak stress. Prestasinya malah bisa semakin menurun. "Cobalah bersifat arif
dengan mengembangkan bakat yang dikuasai oleh anak. Sehingga bakat yang dipunya tidak mubazir," kata Rahmi. Caranya? Ajaklah anak bicara apa saja yang disukainya di luar mata pelajaran wajib. "kalau les tari kamu suka enggak, atau les musik, atau les melukis, mana yang kamu sukai?" Setelah bicara, Anda pun harus konsisten dengan menyediakan kebutuhannya untuk mengembangkat minatnya. "Jika setiap anak difasilitasi kebutuhan dan keinginannya, bakat dan kecerdasan intelektualnya dapat berkembang bersama. Karena, anak yang memiliki bakat akan melakukan pekerjaannya dengan kreatifitas yang berbeda dibanding anak lain," ucapnya.

Pacu Gairah Belajar

Nilai tinggi yang diperoleh pada setiap bidang studi memang penting. Namun bila orang tua menekankan nilai tinggi atau peringkat sebagai tujuan, anak akan matimatian mencapai nilai tinggi, tanpa menghiraukan proses pencarian nilai tersbut. Sehingga ia berani mencontek demi mendapat nilai bagus. Sebaiknya, kata Rahmi, lebih positif memacu agar anak mau berprestasi dengan menanamkan manfaat sekolah. "Sehingga akan tertancap di hati anak tentang pentingnya sekolah, dan akhirnya menyadari untuk bertanggungjawab." Tanamkan pentingnya sekolah sedini mungkin. Caranya, saran Rahmi, bisa dengan metode pemerian pilihan. Metode pilihan membiasakan anak berhadapan pada pilihan, sehingga merangsang anak untuk melakukan analisa sebelum menentukan pilihannya. Misalnya Rahmi mencontohkan,tentang hal yang menarik yang bisa membangkitkan semangat belajar. "Dek, kalau mau jadi penerbang seperti papa, harus rajin belajar. Jadi pilot bisa berkunjung ke berbagai negara lho." Cara ini menurut Rahmi bisa memacu semangat berprestasi anak. Selain gambaran mengenai profesi yang menjadi kesenangan anak, sikap orangtua yang suka memberi penghargaan pada setiap prestasi anak, akan menumbuhkan rasa pede untuk terus berprestasi. Namun Rahmi menekankan, dalam memberikan penghargaan orangtua harus proporsional."Sebaiknya tidak memberikan reward dalam bentuk materi. Tepukan bahu, belaian atau pelukan saat anak mendapat prestasi tetap membuat anak senang dan pede, karena merasa dihargai," jelas Rahmi.

Sediakan Sarana & Rajin Berkomunikasi

Lingkungan rumah juga memberi andil pada pencapaian prestasi anak. Dengan memberi dukungan, perhatian, dan menyediakan sarana untuk memacu mereka terus berprestasi sesuai bidang yang diminatinya."Lingkungan dan budaya keluarga yang berpendidikan baik bisa mendorong anak untuk berprestasi baik pula. Dengan melihat sekelilingnya, si kecil bisa terpengaruh untuk berprestasi bagus."
"Perhatian orangtua ketika anak belajar akan membuat anak merasa nyaman dan percaya diri," Rahmi mengingatkan. Perhatian dalam pelajaran tidak harus bersifat mendikte. Dengan duduk di dekat anak, dan menunjukkan sikap antusias saat anak bertanya akan membuatnya semangat belajar. Perhatian lainnya pun ikut mendorng semangat anak. Yakni dengan memfasilitasi dan melengkapi keperluan sekolah, akan membuat anak terpacu untuk berprestasi. Karenanya, lingkungan rumahpun harus senyaman mungkin. Sebab hubungan ayah dan ibu bisa mempengaruhi prestasi anak. "Orangtua yang sering bertengkar, membuat anak stres, dan akhirnya tak bisa konsentrasi belajar."

Ikutkan Kursus

Adakalanya anak yang biasanya pretasinya bagus, pada waktu tertentu menurun drastis. Menurut Rahmi, menurunnya prestasi anak biasanya dipengaruhi faktor emosi anak. Orangtua harus mencari penyebabnya. Mungkin ada situasi yang membuatnya tertekan, misalnya perlakuan negatif dari orang lain, minimnya komunikasi dengan orangtua, di antaranya menjadi penyebab prestasi anak menurun drastis. Bila penyebabnya sudah diketahu, orangtua harus bisa segera mengatasinya. Setelah itu, mendorong lagi motivasinya untuk kembali semangat belajar.
"Motivasi terutama dimaksudkan untuk meningkatakan kepercayaan diri dan membuat anak merasa nyaman saat belajar." Mengatasi emosi anak, kata Rahmi juga bisa dengan mengikutkan anak pada kegiatan ekstra. Misalnya diikutkan kursus menari, menyanyi, olahraga. "Kegiatan tersebut membuat anak melupakan hal-hal yang mengganggu emosinya.

Komunikasi dengan Guru

Komunikasi dengan guru harus ditingkatkan. Jika biasanya orangtua berkomunikasi dengan guru hanya saat menerima rapor saja. Ada baiknya orangtua perlu secara berkala mengunjungi guru, paling tidak satu bulan sekali. Guru akan sangat menghargai orangtua yang rutin menanyakan perkembangan anaknya di sekolah. "Kalau orangtua proaktif, guru juga tertular semanagat unuk
menginformasikan perkembangan anak di sekolah. Dengan begitu, berbagai persoalan yang menyebakan maju mundurnya prestasi belajar anak bisa teramati."

Tanggulangi Turunnya Prestasi Belajar

  1. Orang tua harus mengintrospeksi dirinya, bisa saja penyebabnya kurang perhatian Anda.
  2. Ajaklah anak berdiskusi dengan menyelami perasaan anak agar anak terbuka mengemukakan perasaanya.
  3. Lakukan komunikasi yang memadai dengan anak.
  4. Ingatkan kembali anak akan manfaat sekolah.
  5. Berikan reward yang proposional pada anak sesuai dengan prestasi yang diraihnya
  6. Guru harus menimbulkan rasa cinta belajar pada muridnya dengan menciptakan metode belajar yang menyenangkan murid
  7. Tanamkan disiplin dalam pelajaran dan sekolah pada anak

8 Trik Mencetak Anak Berprestasi

1. Sediakan peralatan yang mendorong anak belajar.
Misalnya bahan permainan yang merangsang rasa ingin tahu anak, seperti puzzel, alat lukis, lego, komputer,dll.
2. Ciptakan Kehidupan Teratur Dalam Keluarga
Rumah tangga yang harmonis, dengan kasih sayang yang rata pada seluruh anggota keluarga sangat mendukung perkembangan kemampuan anak.
3. Bacakan Cerita
Mendongeng bisa mendorong kemampuan membaca anak dan kosa kata anak serta pengalaman mereka.
4. Ciptakan Suasana Gemar Membaca
Dengan mempunyai kesukaan membaca, anak belajar menyerap pelajaran dan memperluas pengetahuan.
5. Dampingi Anak Saat Mengerjakan PR
Mendampingi anak mengerjakan PR adalah saat yang tepat untuk mengajari mereka cara mengerjakan soal yang baik, bagaimana memahami pertanyaan, mana yang harus dikerjakan dulu, dllnya.
6. Berkolaborasi Dengan Guru di Sekolah
Menjalin hubungan yang baik dengan guru disekolah punya banyak keuntungan. Diantaranya kita bisa memperoleh informasi perkembangan anak, dan mendorong anak bersikap baik di sekolah.
7. Masukkan Anak ke sekolah yang baik
Keberhasilan anak disekolah ditentukan oleh standar keberhasilan di sekolah. Standar yang tinggi bisa memacu anak untuk mencetak prestasi lebih baik. Tapi standar tersebut harus disesuaikan dengan karakteristik anak.
8. Ajari Disiplin
Ajari anak disiplin. Ini sangat penting dengan mengajarkan disiplin mereka mengerti mengatur waktu kapan belajar. Jangan lupa bantu anak untuk berkonsentrasi dan mengingatkan waktu disiplinnya.

(Esi / sumber: Edy Gustian, S.Psi, anakcerdas dengan prestasi rendah)

Jumat, 11 Februari 2011

APAKAH DUNIA LAIN BENAR-BENAR ADA? by "sekolah internet"

Para Sainstis Mungkin Telah Menemukannya

Menjelang akhir 2008 lalu,
para saintis dunia yang tergabung di CERN menciptakan sebuah mesin terbesar dalam sejarah sains dunia. Mesin bernilai US$ 6 Milyar Dollar bernama LHC, Large Hadron Collider. Mesin raksasa ini dibuat untuk membuktikan keberadaanThe God Particle”, Higgs Boson, partikel misterius yang katanya akan menunjukkanRahasia besaralam semesta.


Large Hadron Collider, CERN, 2008

Dari bagaimana seluruh alam semesta bermula, dan bagaimana segala sesuatu di alam semesta bekerja. Dari bintang, planet-planet dan galaksi raksasa sampai partikel-partikel subatomik terkecil. Anda bisa melihat Mesin ini di film “Angels and Demons” (2009) yang dibintangi Tom Hanks.

Tapi tidak itu saja. Mesin raksasa ini juga dibuat untuk membuktikan satu hal. Keberadaan Multiverse, dunia lain.

Sepanjang sejarah, manusia telah mempercayai keberadaannya. Dunia lain selain dunia kita. Banyak yang percaya adanya sebuah dunia yang menyeramkan. Sebuah tempat terkutuk yang gelap dan mengerikan, dimana arwah, hantu-hantu dan sang iblis berdiam dan datang ke dunia kita.

Tapi tentu para ahli memprediksikan dunia paralel tidak seperti itu samasekali. Prof. Michio Kaku malah dengan bercanda berkata dunia paralel mungkin berisi versi lain dari Elvis Presley yang masih hidup.




Imajinasi tentang tempat misterius itu pun sangat kaya dan beragam. Dalam cerita-cerita dongeng, tempat itu bisa dihuni monster dan ular naga raksasa, peri dan makhluk-makhluk aneh, atau binatang-binatang yang bisa berbicara seperti di dalam ”Alice in Wonderland”.

Dalam film ”Watchmen” (2009) dunia paralelnya juga mirip seperti dunia kita, kecuali bahwa dunia itu dihuni manusia-manusia super. Mungkin juga dunia lain ini dihuni makhluk-makhluk extra-terrestrial dengan teknologi ribuan tahun lebih canggih. Semuanya sangat ajaib, dan menakjubkan.


Dan semuanya bermula di tahun 1909.
Seorang ahli fisika bernama Geoffrey Taylor menemukan bahwa satu titik sinar (Foton) dalam percobaannya ternyata terinterfensi, terjadi gangguan dalam gelombangnya yang seharusnya, tidak ada. Dia bingung bagaimana bisa terinterfensi, apa yang mungkin menginterfensinya?

Sampai akhirnya dia mendapat sebuah kesimpulan yang membelalakkan mata para ilmuwan dunia. Geoffrey menjadi orang pertama di dunia, yang secara ilmiah, mendeteksi keberadaan alam semesta paralel ("25 Big Ideas, The Science That's Changing Our World", Robert Matthews, 2005).

Di tahun 1925, Erwin Schrodinger ketika sedang meneliti elektron, dia menemukan sesuatu yang sangat aneh. Elektron, bisa berubah-ubah bentuk, dari partikel ke gelombang, dan sebaliknya. Tapi tidak itu saja, sebuah elektron, ternyata, bisa berada di dua tempat, sekaligus secara bersamaan. Dan tempat yang lain itu bukan di dunia ini, tapi di tempat lain, di dunia lain. Bayangkan kegilaannya. Seperti ada dua versi dari diri anda, yang satu berada di tempat lain, bahkan bisa ada di dunia lain.

Oktober 1927. Di kota Solvay, Belgia, terjadi peristiwa besar. Di kota itu diadakan sebuah pertemuan besar. Pertemuan para saintis terbesar dalam sejarah manusia. Diantaranya termasuk Niels Bohr, Heisenberg, Schrodinger, Max Planck dan tentu saja, Albert Einstein. Dan disana makin terbukalah dunia ajaib itu.

Menanggapi keajaiban dunia kuantum, Einstein sempat berkata, ”Tuhan kan tidak bermain dadu”. Dalam hukum Newton, segalanya pasti dan terukur, dalam dunia Kuantum, tidak ada yang benar-benar pasti, yang ada, hanya Probabilitas (Uncertanity Principle, Heisenberg). Dan sejak itu keberadaan Dunia Kuantum pun menjadi makin populer ke seluruh dunia.



Dengan ditemukannya dunia kuantum yang super ajaib, para saintis juga menemukan tantangan besar baru. Hukum alam, antara alam semesta besar (bintang, planet, galaksi dst yang berdasar hukum Newton dan Relativitas Khusus, sangat berbeda dengan hukum alam subatomik, partikel super kecil atom dan quark. Dunia Makroskopis Vs dunia Mikroskopis.

Prof. Michio Kaku


Mereka berusaha keras menyatukan dua hukum alam yang bertentangan itu dalam sebuah impian terbesar para ilmuwan dunia sejak Einstein. MenemukanThe Theory of Everything”, Teori Segalanya (GUT, General Unified Theory, No GUT No Glory).

Teori Segalanya adalah teori terbesar, yang nantinya akan mempersatukan semua teori alam besar dan alam terkecil dalam harmoni yang indah dan elegan. Dan mereka menemukan kemungkinan jawabannya. Teori String. Teori yang menyatakan bahwa alam semesta tidak dibentuk oleh partikel-partikel atom, melainkan oleh rangkaian dawai universal (String, seperti senar gitar dan biola).

Harmonisasi dari dawai inilah, yang menentukan bentuk dari segalanya, segala hal di alam semesta, dari yang terkecil sampai yang terbesar. Tapi agar teori itu sempurna, teori itu juga mengungkapkan kemungkinan adanya dimensi-dimensi lain, dimensi baru selain dari yang kita kenal selama ini.


Prof. Stephen Hawking

Sekarang, pertanyaannya sudah bukan lagiApakah dunia lain ada?”, tapi sudah menjadi, ”Ada berapakah sebenarnya dunia lain itu? Dua, tiga, tak terbatas?”. Kita mungkin akan segera tahu jawabannya.

Dan apa yang ada disana?
Para ahli memperkirakan dunianya akan mirip seperti dunia kita, tapi sedikit berbeda, similar, but not exactly the same. Mungkin akan ada tata surya yang sama dengan kita, dengan
Matahari, bintang, planet, Bumi, bahkan orang-orang yang mirip dengan kita, tapi mungkin hidupnya berbeda. Mungkin Elvis disana masih hidup, mungkin Napoleon menang perang Waterloo dan menjadi penguasa Eropa. Mungkin. Bagaimana para saintis itu tahu? I don’t know, mari kita pelajari lebih lanjut.





"According to the sum over histories idea of Richard Feynman, the Universe doesn't just have a single history, as one might think, but it has every possible history, each with its own weight. A few of the histories will contain creatures like me, doing different things, but the vast majority of histories will be very different."

Stephen Hawking, BBC, September 2008

Hania dan Fahma; Siswa SD dan SMP menjuarai APICTA 2010 di Malaysia by "sekolah internet"

"Aku sayang adikku, Hania, meskipun dia kadang-kadang rewel, terutama saat dia tidak ada kegiatan atau permainan. Dia sekarang sekolah di TK B Cendikia, Bandung. Dia senang memainkan ponsel, terutama punya Ibuku. Sejak di playgroup, dia senang belajar. Aku ditantang Ayahku untuk membuat aplikasi di hape Ibuku, agar adikku bisa bermain sambil belajar. Akhirnya, dibuatlah aplikasi untuk ponsel Ibuku (Nokia E71, sama dengan ponsel Ayahku) “Belajar Huruf, Angka, dan Warna”, lalu “EnglishForKids”, dan “Doa Anak Muslim”. Jadi, aplikasi Flash Lite di ponsel ini adalah untuk anak-anak belajar huruf, angka, warna, bahasa Inggris, dan doa-doa di ponsel." (Fahma Waluya Rosmansyah – Program Book INAICTA 2010)


(copyright foto : APICTA 2010)

Mereka adalah anak dari pasangan Dr. Yusep Rosmansyah (Dosen & Peneliti di ITB) dan Yusi Elsiano (Praktisi Anak) ini berhasil menjuarai APICTA (Asia Pacific ICT Alliance Awards) 2010 pada kategori Secondary Student Project melalui karya siswa SD Cendikia Bandung / SMP Salman AL-Farisi Bandung, Fahma Waluya Rosmansyah (12 tahun) dan adiknya, Hania Pracika Rosmansyah (6 tahun).

Karya mereka merupakan kumpulan program game edukasi sederhana yang dibuat menggunakan Adobe Flash Lite untuk ponsel Nokia E71 dengan judul “My Mom’s Mobile Phone As My Sister’s Tutor” (Ponsel Ibuku Untuk Belajar Adikku), Fahma Waluya & Hania Pracika berhasil mendapat apresiasi tinggi dari tim juri APICTA Internasional 2010 dan memperoleh skor tertinggi sekaligus memboyong piala Juara (Winner) APICTA 2010 pada kategori Secondary Student Project, disusul secara ketat dengan selisih skor tipis oleh empat pemenang Merit Award (Runner-Up) pada kategori yang sama, yaitu SpringGrass karya Chung Hwa Middle School BSB - Brunei, Auto Temperature Descension Device by Solar Power karya Foon Yew High School (Kulai) – Malaysia, SimuLab karya Pamodh Chanuka Yasawardene – Srilangka, Destine Strategy karya Rayongwittayakom School – Thailand

Fahma Waluya (12 tahun) dan adiknya Hania Pracika (6 tahun) mencetak rekor baru untuk peserta termuda yang berhasil meraih Juara (Winner) APICTA selama 10 tahun penyelenggaraan kompetisi APICTA Awards Internasional yang diadakan sejak tahun 2001. Selama ini untuk kategori Secondary Student Project yang diikuti siswa-siswa elementary, middle dan high school, pemenangnya berasal dari siswa-siswa yang lebih senior (middle atau high school).

APICTA (Asia Pacific ICT Alliance Awards) adalah ajang kompetisi internasional yang diselenggarakan secara berkala (tahunan) yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran ICT (Information and Communication Technology) dalam masyarakat dan membantu menjembatani kesenjangan digital.



Ajang ini memberikan kesempatan kepada para inovator dan pengusaha dalam bidang ICT untuk memperkenalkan produk ICT mereka secara luas. Program ini dirancang untuk merangsang inovasi ICT dan kreativitas, meningkatkan hubungan ekonomi dan perdagangan, memfasilitasi transfer teknologi dan BMP (Bussiness Matching Program).

APICTA diikuti oleh negara-negara yang merupakan anggota APICTA yang terdiri dari 16 negara antara lain Australia, Brunei, China, Hong Kong, India, Indonesia, Korea, Macau, Malaysia, Myanmar, Pakistan, Philippines, Singapore, Sri Lanka, Thailand and Vietnam.

Keberhasilan tersebut tidak lepas dari kerja keras Tim APICTA Indonesia 2010 / Aspiluki yang yang telah mempersiapkan tim Fahma Waluya Romansyah dan Hania Pracika Romansyah ke ajang APICTA 2010, setelah sebelumnya Fahma dan Hania meraih Juara (Winner) di INAICTA 2010 pada kategori Student Project SD.

sumber : APICTA 2010 - Nihdia.com - perkembangananak.com

TRIKS DAN TIPS MENGHEMAT LISTRIK by "sekolah internet"

Penggunaan listrik yang berlebihan, tentu saja bisa mengakibatkan pembengkakkan pada pengeluaran bulanan anda, karenanya pembohorosan harus segera dihentikan. Kebanyakan orang melakukan penghematan dengan cara-cara yang tidak terpuji, atau korupsi listrik dengan mengakali jaringannya. Cara-cara curang selalu menjadi alternatif instant, dalam keadaan masyarakat yang semakin permisif, menghalalkan segala cara ditempuh dan menjadi solusi paling mujarab untuk dilakukan.

Berikut triks dan tips cara menghemat listrik yang baik :

  1. Menyambung daya listrik dari PLN sesuai dengan kebutuhan. Rumah tangga kecil misalnya, cukup dengan daya 450 VA atau 900 VA, rumah tangga sedang cukup dengan daya 900 VA hingga 1300 VA.
  2. Memilih peralatan rumah tangga yang tepat dan sesuai dengan kebutuhan
  3. Membentuk perilaku anggota rumah tangga yang berhemat energi listrik, seperti :

- Menyalakan alat-alat listrik hanya pada saat diperlukan
- Menggunakan tenaga listrik untuk menambah pendapatan rumah tangga (produktif)
- Menggunakan alat-alat listrik secara bergantian


Cara penggunaan peraltan listrik rumah tangga dalam menghemat pemakaian energi listrik :

1. Lemari Es/Kulkas

  • Memilih lemari es dengan ukuran/kapasitas yang sesuai
  • Membuka pintu lemari es seperlunya, dan pada kondisi tertentu di jaga agar dapat tertutup rapat.
  • Membersihkan kondensor (terletak di belakang lemari es) secara teratur
  • Mengatur suhu lemari es sesuai kebutuhan (tidak terlalu rendah), oleh karena semakin rendah atau dingin, semakin banyak konsumsi energi listrik.
  • Mematikan lemari es bila tidak digunakan dalam jangka waktu yang lama.

2. Setrika Listrik

  • Mengatur tingkat panas yang diperlukan sesuai dengan bahan pakaian yang akan di setrika.
  • Mematikan setrika segera sesudah selesai menyetrika atau bila akan ditinggalkan untuk mengerjakan yang lain.


3. Televisi, Radio, Tape Recorder

  • Mematikan televise, radio, tape recorder, serta peralatan audio visual lainnya bila tidak di tonton atau tidak di dengarkan.


4. Pompa Air

  • Menggunakan tangki penampung air dan menyalakan pompa air hanya bila air di dalam tangki hamper habis, atau menggunakan system control otomatis.
  • Akan lebih nbaik bila menggunkan pelampung pemutus arus otomatik, yang akan memutus arus listrik ke pompa air bila air sudah penuh.
  • Memilih jenis pompa air sesuai dengan kebutuhan dan yang memilki tingkat efiesiensi yang tinggi.


5. Kipas Angin

  • Membuka ventilasi/jendela rumah untuk mempelancar udara ke dalam rumah
  • Menghidupkan kipas angina seperlunya dan mematikan bila tidak perlu lagi


6. Pengatur Suhu Udara (AC)

  • Memilih AC hemat energi dan daya yang sesuai dengan besarnya ruangan.
  • Matikan AC bila ruangan tidak digunakan.


7. Mesin Cuci

  • Memilih mesin cuci dengan kapasitas sesuai dengan jumlah cucian
  • Memakai mesin cuci dengan kapasitasnya. Bila melebihi kapasitas, dapat menambah beban pemakaian tenaga listrik.
  • Alat pengering sebaiknya hanya digunakan pada saat mendung atau hujan, bila hari cerah di jemur saja.


8. Penanak Nasi (Rice Cooker)

  • Memilih rice cooker dengan kapasitas yang sesuai dengan kebutuhan
  • Meletakkan rice cooker dengan posisi tegak sehingga alat pemutus aliran listrik akan bekerja baik.
  • Memeriksa selalu alat pemutus aliran listrik otomatis. Bila alat ini rusak, listrik akan terus mengalir ke elemen pemanas meskipun nasi telah matang.


9. Penghisap Debu (Vacuum Cleaner)

  • Memilih vacuum cleaner sesuai dengan kebutuhan dan dengan daya secukupnya.
  • Menggunakan vacuum cleaner untuk pekerjaan yang cukup berat, bila untuk pekarjaan ringan/kecil gunakan saja sapu dan alat pembersih lainnya.
  • Mematikan segera vacuum cleaner apabila motor menjadi panas atau terjadi perubahan suara motor, kemungkinan terjadi sesuatu yang mengganggu kerja vacuum cleaner.


10 Lampu Penerangan

  • Menggunakan lampu hemat energi
  • Menggunakan ballast elektronik dan memasang kondensator pada jenis lampu TL/Neon.
  • Menhidupkan lmpu hanya pada saat diperlukan saja, dan matikan lampu bila tidak diperlukan lagi.
(Endang Pramugari dari berbagai sumber)

Kamis, 10 Februari 2011

12 Tips Hindari Scam dan Pencurian Data di Internet by "sekolah internet"

Penipuan internet masih mengintai setiap user yang ‘ceroboh’. Menurut FBI, warga Amerika yang berusia lanjut menjadi sasaran paling empuk penjahat cyber karena mereka dirasa kurang tangkas dalam melaporkan penipuan internet yang mereka alami. Ikuti 12 tips berikut agar Anda dan lingkungan Anda tidak terjerat jebakan para penjahat cyber:

1. Jaga agar antivirus, firewall dan perlindungan spyware Anda tetap terupdate di komputer. Mengaktifkan auto-update adalah langkah yang akan memudahkan Anda melakukan hal tersebut. Memakai browser dengan update terbaru juga disarankan karena ia bisa memberi perlindungan yang berlapis, apalagi seringkali browser telah dilengkapi dengan layanan built-in yang mampu mendeteksi situs mencurigakan.

2. Hindari email ‘permintaan’. Pelaku kejahatan biasanya berpura-pura ingin mendapatkan informasi pribadi Anda atau menawarkan Anda barang atau layanan untuk dibeli. Jangan mudah mengklik link yang diberikan, terutama jika penawarannya terdengar terlalu menarik.

3. Ada juga pesan yang berkedok datang dari bank, kartu kredit atau PayPal, padahal mereka ingin mencuri nomor akun dan password. Biasanya mereka meminta Anda untuk memverifikasi info akun Anda dan memberitahukan bila Anda tak melakukannya maka akan ada penutupan akun. Jangan percaya skenario ini dan hapus saja pesan tersebut.

4. Lakukan bisnis online hanya pada perusahaan yang terpercaya saja. Jika dirasa perusahaan tersebut mencurigakan, cari tahu di mesin pencari mengenai reputasinya, termasuk feedback dari konsumen serta keluhan jika ada.

5. Hiraukan janji-janji palsu yang menawarkan kekayaan, terutama jika pesan itu datang dari luar negeri.

6. Tinjau kebijakan atau privasi situs yang Anda tuju. Hal ini bisa dilihat dari simbol ‘lock‘ yang ada yang menunjukkan bahwa ia telah dienkripsi dan informasi yang Anda masukkan akan aman.

7. Jangan pakai password yang sama untuk akun bank atau kartu ATM Anda. Ubah juga password Anda secara berkala.

8. Jangan melakukan transaksi penting yang melibatkan finansial di komputer umum. Membayar tagihan secara online, mengakses bank atau berbelanja online harus dihindari saat memakai komputer bersama ataupun jaringan wireless di tempat publik.

9. Waspadai pesan email atau pop-up windows yang mengatakan bahwa komputer Anda tak aman. Jika Anda mendownload software yang ditawarkan, maka sistem operasi Anda bisa ‘rusak’ karena sejatinya itu adalah malware.

10. Cek statement bank dan kartu kredit Anda untuk mengindentifikasi transaksi yang tidak sah. Jangan ragu-ragu untuk melaporkan aktivitas mencurigakan ke institusi finansial Anda sesegera mungkin.

11. Terapkan tips-tips di atas untuk piranti ponsel dan piranti mobile lainnya. Penipuan serta pencurian identitas tak hanya terbatas di desktop dan laptop.

12. Sebarkan tips ini pada teman dan kerabat terdekat. Jangan sampai orang di lingkungan Ana terkena penipuan internet dan pencurian identitas juga.

Sumber: Stumbleupon

Akrit Jaswal, Dokter Bedah Cilik Berumur 7 Tahun by "sekolah internet"

Akrit Jaswal adalah anak ajaib dari India.
Yang membuatnya super spesial, adalah ia telah menguasai ilmu kedokteran dan bedah modern yang sangat kompleks, pada usia 7 tahun.

Di 19 November 2000, saat usianya 7 tahun, seseorang datang padanya. Ia adalah seorang penggembala ternak miskin yang tidak mampu pergi ke dokter. Gadis kecilnya tangannya terbakar dan semua jari-jarinya menyatu. Ia minta tolong agar jari-jari anaknya itu bisa dinormalkan kembali.

Si kecil Akrit karena telah membaca nyaris semua buku terbaik tentang pembedahan, dan prosesnya relatif sederhana, maka ia dan kedua orangtuanya menyetujuinya. Ia ingin menolong gadis kecil itu.


Dan Akrit berhasil melaksanakannya dengan mudah. Anak gadis kecil itu jari-jarinya berhasil dipisahkan dan kembali normal seperti orang biasa. Prosesnya juga direkam dalam video. Gadis itu senang sekali, demikian juga orangtua gadis itu, orangtua Akrit, dan semua orang-orang di kampung itu. Akrit pun juga gembira luar biasa. Ketika videonya ditayangkan di televisi, seketika Akrit jadi orang paling terkenal di India.


Akrit mempunyai IQ 146, yang telah diverifikasi baik di India maupun di Amerika. Dan sekarang di umurnya yang 13 tahun, dia dianggap manusia paling genius di India untuk umurnya. Nantinya, dia bercita-cita sekolah di Harvard.

Dia bermimpi, suatu hari nanti ia akan menemukan resep yang akan menghilangkan semua bentuk rasa sakit yang ada di dunia. Tidak ada lagi orang yang akan terkena sakit. Tidak ada lagi kanker, sakit jantung, flu, atau sakit ibu saat melahirkan. Tidak akan ada lagi rasa sakit.

Ayahnya mempunyai sangat banyak buku kedokteran di kamarnya. Dan ayahnya itu sangat senang membaca. Akrit kecil pun terpengaruh ayahnya untuk membaca buku-buku itu sejak usianya masih balita.

Dia sering diajak ayahnya ke rumah sakit, dan karena dia kelihatan sangat antusias terhadap ilmu kedokteran dan pembedahan, dia diijinkan dokter-dokter disana untuk melihat proses pembedahan, sejak umur 6 tahun.

Askrit juga telah membaca karya Shakespeare di usia 5 tahun, tidak dalam bahasa India, tapi dalam bahasa Inggris.

Sasaran pertama Askrit, menemukan cara yang paling efisien untuk mengenyahkan kanker dari muka bumi, salahsatu penyakit paling mematikan bagi umat manusia.

Di tahun 2007, dia tampil di acara Oprah Show di Amerika.

Nah, sekarang ilmu apa yang bisa anda pelajari dari sini?

1. Baca.
2. Kalau anda punya anak, berikan inspirasi yang hebat dan menyenangkan.
3. Berikan anak anda bacaan-bacaan yang bagus sejak kecil.
4. Berikan anak anda kepercayaan diri yang besar terhadap kepintarannya sejak kecil. Berikan dia pujian dan semangat terus menerus.

http://imperiumindonesia.blogspot.com

Rabu, 09 Februari 2011

"10 Tips anak senang membaca buku" by "sekolah internet"

10 Tips Terbaik Anak Senang Membaca Buku

“Inilah hasil dari semua anak yang membaca dengan baik.
Mereka akan mulai mengembara ke dunia baru yang menyenangkan,
seperti seekor anak burung,
yang akan segera melayang tinggi ke angkasa.”
William James, filsuf besar Amerika.


Ini adalah tips-tips terbaik agar anak anda senang membaca.

1. Anak senang mengikuti orangtuanya.
Orang tua membaca, anak juga akan meniru-niru membaca.

2. Berikan buku-buku bagus.
Berikan buku-buku bagus dengan gambar-gambar lucu dan menarik.

3. Tunjukkan anda sangat senang melihat dia membaca.
Tunjukkan anda senang sekali melihat ia membaca, berikan pujian, tunjukkan kebahagiaan anda.

4. Bawa anak jalan-jalan ke toko buku.

5. Cari informasi.
Cari sebanyak mungkin informasi tentang buku anak yang bagus, bisa dari majalah, teman, guru, atau penjaga toko buku. Yang juga sangat bagus adalah ikuti seminar tentang anak. Disana anda bisa bertemu dengan para pakar terbaik tentang anak. Informasinya terutama bisa didapat dari majalah keluarga.

6. Perhatikan waktu nonton TV-nya.
Ada juga acara-acara TV yang bagus buat anak-anak atau orangtua (parenting) yang mendorong anak untuk membaca.

7. Anak senang sekali dibacakan cerita oleh orangtuanya.
Ini juga akan mendekatkan hubungan orangtua dan anak, dan anak anda, akan tumbuh jadi anak yang ceria dan bahagia. Coba saja lakukan dulu sekali dua kali. Cari cerita yang paling bagus.

8. Langganan majalah anak-anak (kalau bisa).
Majalah biasanya banyak berisi cerita-cerita paling menarik dan dibuat oleh profesional. Anda juga bisa dapat banyak informasi dari sini.

9. Bikin perpustakaan kecil buat anak.
Anak akan senang punya koleksi buku-buku yang bagus. Tidak perlu terlalu banyak dulu, tapi kumpulkan yang bagus.

10. Buat anda orangtua.
Ada banyak buku tentang cara membuat anak senang membaca. Silakan baca lebih banyak.

Tahukah anda semua orang paling jenius di dunia, dari Einstein sampai Bill Gates (Microsoft, orang terkaya dunia) punya hobi yang sama?

http://imperiumindonesia.blogspot.com/

Selasa, 08 Februari 2011

Pengembangan Pusat Belajar by "sekolah internet"

Sejak pertengahan decade 1970-an terdapat perkembangan yang pesat di bidang dan konsep teknologi pendidikan dan teknologi instruksional (pembelajaran) dalam dunia pendidikan dan pembelajaran, tidak saja di Amerika Serikat tetapi juga di negara-negara lain seperti Canada, Australia, Korea Selatan, Jepang, Singapura, Malaysia, dan tentunya juga di Indonesia. Konsep teknologi pendidikan menekankan kepada individu yang belajar melalui pemanfaatan dan penggunaan berbagai jenis sumber belajar.

Hal ini tentunya merupakan suatu pandangan yang baru atau yang bersifat inovatif, karena pandangan masyarakat pada umumnya mengenai pendidikan adalah bersifat konvensional yaitu mengkaitkan penyelenggaraan pendidikan dan pembelajaran yang terjadi atau berlangsung di dalam kelas, di mana sejumlah murid atau peserta belajar secara bersama-sama memperoleh pelajaran dari seorang guru atau instruktur. Guru atau intruktur tersebut berperan terutama sebagai satu-satunya sumber belajar yang paling dominan dalam proses pembelajaran tersebut. Hal ini seringkali berakibat menjadinya proses pemberian pelajaran oleh guru atau instruktur bersifat verbalistis, karena guru sangat dominan menggunakan lambang verbal dalam melaksanakan proses pembelajaran yang umumnya dilakukan melalui penggunaan metode ceramah. Begitu dominannya guru dalam melaksanakan proses pembelajaran dengan menggunakan metode ceramah tersebut sehingga menyebabkan guru kurang mempunyai waktu untuk memberikan bimbingan dan bantuan dalam rangka memberikan kemudahan bagi murid-murid dalam kegiatan belajar mereka.

Di samping makin meluasnya penggunaan sumber belajar dalam proses pembelajaran di berbagai lembaga pendidikan, peran dan sumbangan teknologi pendidikan lainnya yang paling monumental dalam penyelenggaraan kegiatan pembelajaran adalah dilaksanakannya sistem pendidikan terbuka (open learning) atau pendidikan/belajar jarak jauh (distance education).sebagai jaringan pembelajaran yang bersifat inovatif dalam sistem pendidikan.

Arti dan Jenis Sumber Belajar

Dalam pasal 1 no 20 Undang-Undang Republik Indonesia No 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional disebutkan bahwa “pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar”. Dari apa yang terdapat dalam Undang-Undang RI tentang Sisdiknas tersebut jelaslah bahwa sumber belajar, di samping pendidik, mutlak diperlukan dalam pelaksanaan proses pembelajaran. Hal ini disebabkan karena proses pembelajaran hanya akan berlangsung apabila terdapat interaksi antara peserta didik dengan sumber belajar dan pendidik. Dengan kata lain tanpa sumber belajar maka pembelajaran tidak mungkin dapat dilaksanakan dengan optimal, karena tidaklah mencukupi untuk mewujudkan pembelajaran bila interaksi yang terjadi hanya antara peserta didik dengan pendidik saja. Yang sangat diperlukan dari pendidik terutama adalah perannya dalam memberikan motivasi, arahan, bimbingan, konseling, dan kemudahan (fasilitasi) bagi berlangsungnya proses belajar dan pembelajaran yang dialami oleh peserta didik dalam keseluruhan proses belajarnya. Sedang sumber belajar berperan dalam menyediakan berbagai informasi dan pengetahuan yang diperlukan dalam mengembangkan berbagai kompetensi yang diinginkan pada bidang studi atau mata pelajaran yang dipelajarinya. Oleh karena itu sumber belajar yang beraneka ragaam, di antaranya berupa bahan (media) pembelajaran memberikan sumbangan yang positif dalam peningkatan mutu pendidikan dan pembelajaran.

Menurut AECT (Association of Education and Communication Technology),

terdapat enam macam sumber belajar yaitu pesan, orang, bahan, alat, teknik dan latar / lingkungan. Keenam sumber belajar tersebut juga merupakan komponen system pembelajaran, artinya dalam setiap kegiatan pembelajaran (padanan untuk kata instructional), selalu terdapat keenam komponen tersebut. Pesan adalah kurikulum atau mata pelajaran yang terdapat pada masing-masing sekolah atau jenjang pendidikan dan yang perlu dipelajari oleh murid, orang, antara lain guru, tutor, pembimbing dan sebagainya adalah yang menyampaikan pesan pembelajaran kepada siswa, bahan adalah program yang memuat atau berisi pesan pembelajaran seperti buku, program video atau audio, VCD dan lain-lain, alat adalah sarana untuk menayangkan bahan atau program seperti proyektor film, video recorder, OHP, dan sebagainya, teknik adalah prosedur yang digunakan untuk menyampaikan pesan pembelajaran seperti diskusi, karyawisata, demonstrasi, ceramah, dan sebagainya, dan yang terakhir adalah latar (settings) yaitu lingkungan di mana belajar dan pembelajaran berlangsung misalnya di kelas, di taman, penerangan dan ventilasi ruangan, dan sebagainya.

Agar dapat berfungsi secara optimal dalam kegiatan belajar dan pembelajaran, sumber belajar tersebut perlu dikembangkan dan dikelola dengan sebaik-baiknya, yang meliputi berbagai kegiatan seperti pengadaan, produksi, penyimpanan, distribusi dan pemanfaatan, agar sumber belajar tersebut benar-benar dapat digunakan secara optimal untuk kepentingan kegiatan belajar dan pembelajaran. Lembaga yang mempunyai tugas untuk mengembangkan dan mengelola berbagai sumber belajar yang secara mutlak diperlukan untuk penyelenggaraan kegiatan belajar dan pembelajaran tersebut adalah Pusat Sumber Belajar. Sebagai suatu lembaga atau unit yang tugasnya mengembangkan dan mengelola sumber belajar dalam rangka memberikan kemudahan bagi penyelenggaraan kegiatan pembelajaran, maka dari enam macam sumber belajar yang sudah dijelaskan di atas hanya ada dua jenis sumber belajar yang perlu dikembangkan dan dikelola oleh Pusat Sumber Belajar yaitu bahan (material) dan alat (device). Yang termasuk sumber belajar bahan adalah “printed materials” seperti buku, atlas, ensiklopedia, kamus, modul, bahan pembelajaran terprogram (programmed instruction), dan sebagainya, program proyeksi (projected materials), baik bergerak maupun tidak bergerak seperti program slide suara, program film, program transparansi, dan sebagainya, dan bahan belajar elektronik seperti misalnya seperti program video, VCD, program audio, program pembelajaran berbasis computer (computer assisted instruction). Yang termasuk sumber belajar “alat (device)” adalah alat-alat yang digunakan untuk menyajikan bahan seperti misalnya proyektor slide, proyektor film, proyektor transparansi (OHP), video recorder, tape recorder. dan sebagainya.

Pemanfaatan bahan-bahan (materials) belajar untuk kegiatan belajar dan pembelajaran ada yang tidak memerlukan alat penyaji seperti misalnya bahan-bahan cetakan (printed materials) meliputi buku, peta, modul, dan sebagainya. Sedangkan bahan belajar yang pemanfaatannya memerlukan alat penyaji adalah misalnya program VCD memerlukan VCD player, program CAI (Computer Assisted Instruction) memerlukan computer, program slide suara memerlukan slide projector dan cassette recorder, program film (motion pictures) memerlukan projector film, dan sebagainya.

Bahan-bahan (sumber belajar) yang akan dikembangkan dan dikelola oleh Pusat Sumber Belajar untuk memberikan kemudahan untuk proses belajar dan pembelajaran dapat dibedakan dalam dua macam yaitu (1) sumber belajar yang dirancang (Learning Resource by design) dan (2) sumber belajar yang dimanfaatkan (Learning Resource by utilization).

Sumber belajar yang dirancang (by design) adalah sumber belajar yang dirancang dengan secara sengaja dan sistematis untuk digunakan dalam kegiatan pembelajaran. Pengembangan bahan atau sumber belajar tersebut diawali dengan suatu kegiatan menganalisis kebutuhan (“need analysis” atau disebut juga “need assessment”), kemudian dilanjutkan dengan perumusan tujuan yang ingin dicapai, menganalisis karakteristik peserta belajarnya, materi yang ingin diberikan, menentukan media yang cocok dengan tujuan dan karakteristik learner, pengembangan program prototipa, uji coba, serta diakhiri dengan revisi. Idealnya, dalam suatu Pusat Sumner Belajar seyogyanya mempunyai koleksi yang memadai bahan-bahan belajar yang dirancang dengan sengaja dan sistematis seperti ini yang dianalisis berdasarkan kebutuhan sehingga dapat membantu dan mempermudah pencapaian tujuan pembelajaran. Untuk itu dalam Pusat Sumber Belajar diperlukan tidak saja peralatan produksi media yang memadai tetapi juga sumber daya manusia yang mempunyai pengetahuan dan keterampilan dalam produksi dan pengembangan media pembelajaran.

Sumber belajar yang dimanfaatkan (learning resources by utilization) adalah sumber belajar yang pengadaannya tidak dirancang oleh Pusat Sumber Belajar sendiri untuk kepentingan kegiatan belajar dan pembelajaran para peserta belajar/ siswa di sekolah, tetapi diperoleh dari luar karena dibeli, hibah, dimanfaatkan dan sebagainya untuk kegiatan pendidikan dan pembelajaran. Sumber belajar yang dimanfaatkan ini awalnya tidak dirancang secara sengaja untuk keperluan pembelajaran di sekolah/madrasah tetapi kemudian dapat dimanfaatkan untuk kepentingan belajar dan pembelajaran. Contoh yang sederhana misalnya buku-buku pelajaran, gambar di majalah, berbagai model (tiruan) seperti hati, jantung, dan sebgainya adalah merupakan sumber belajar yang dapat dimanfaatkan untuk kegiatan belajar dan pembelajaran.

Semua bahan belajar yang telah dimiliki dan dikoleksi oleh bagian atau unit yang dinamakan Perpustakaan, yang sebenarnya merupakan awal Pusat Sumber Belajar, baik yang dirancang sendiri maupun yang dimanfaatkan, hendaknya dipelihara dan disimpan dengan baik agar tidak mudah rusak atau hilang dan dapat didistribusikan atau disirkulasikan penggunaannya secara optimal dalam lingkungan sekolah/madrasah, agar dapat menunjang dan memberikan kemudahan bagi pelaksanaan kegiatan belajar dan pembelajaran yang diselenggarakan di lembaga pendidikan tersebut.

Dilihat dari segi fungsi dan peran setiap bahan (sumber) belajar, terutama kemampuannya dalam melakukan interaksi dan komunikasi dengan para peserta belajar, dapat dibedakan dua macam bahan belajar yaitu:alat peraga (teaching aids) atau alat audio visual (audio-visual aids) dan media pembelajaran.

Alat peraga atau alat audio visual berfungsi untuk membantu guru dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran, sehingga pelajaran yang diberikan kepada siswa tidak bersifat verbalistis yang bersifat abstrak melainkan sebaliknya bersifat konkrit, sehingga pesan yang disampaikan dalam proses pembelajaran dapat lebih mudah dipahami oleh learners. Michael Molenda dkk menyebut bahan belajar yang demikian dengan istilah ”Instructor’s dependent instruction” yang berarti bahwa instruktur memegang peranan yang dominan dalam kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan. Ini berarti bahwa instruktur berperan sebagai sumber belajar utama, jika bukan satu-satunya. Pelajaran yang disampaikan menjadi sangat bersifat abstrak dan sulit dicernakan oleh siswa, karena lambang verbal yang diceramahkan bersifat abstrak. Begitu dominannya guru melaksanakan proses pembelajaran dengan menggunakan metode ceramah tersebut sehingga menyebabkan guru kurang mempunyai waktu untuk memberikan bimbingan, bantuan dan kemudahan bagi murid-murid yang membutuhkannya.

Sedangkan bahan belajar yang digunakan guru dalam proses pembelajaran dimaksudkan untuk membantu menjelaskan apa yang diuraikan atau disampaikan oleh guru, sehingga penjelasan guru makin konkrit dan tidak bersifat verbalistis dan dengan demikian pesan pembelajaran dapat diterima dan dimengerti dengan baik oleh murid-murid.

Bahan belajar yang berfungsi sebagai media pembelajaran adalah bahan yang berfungsi sebagai saluran (channel) komunikasi yang dapat menyampaikan pesan pembelajaran kepada siswa/peserta belajar. Molenda menyebut bahan yang berfungsi sebagai saluran komunikasi ini dengan istilah “instructor’s independent instruction” yang berarti bahwa media pembelajaran memegang peranan dominan dan berfungsi sebagai sumber belajar utama dalam pembelajaran karena mampu berkumunikasi secara interaktif dalam menyampaikan pesan pembelajaran kepada peserta belajar (siswa).

Syarat terpenting untuk mengembangkan bahan belajar yang bersifat “instructor’s independent instruction” yang berfungsi sebagai saluran komunikasi dengan peserta didik adalah bagaimana dapat diusahakan agar bahan belajar tersebut dapat digunakan secara interaktif dengan murid-murid dalam kegiatan pembelajaran. Agar murid dapat menggunakan secara aktif dan interaktif bahan belajar tersebut, maka dalam mengembangkan dan memproduksi bahan (media) tersebut hendaknya diperhatikan tiga hal berikut:

  • mencantumkan beberapa pertanyaan tentang materi atau bahan pelajaran yang disampaikan;
  • mencantumkan kunci jawaban untuk semua pertanyaan yang telah diberikan sebagai “feedback” bagi jawaban siswa yang telah diberikan, sehingga siswa mengetahui apakah jawabannya benar atau salah; Ini mendorong terjadinya penguatan (“reinforcement”) terhadap jawaban murid, yaitu mereka akan cenderung mengingat jawabannya yang benar dan melupakan jawabannya yang salah.
  • memberikan penjelasan ulang sebagai bahan remedial terhadap jawaban siswa yang salah, sebagai yang dilaksanakan dalam bahan belajar terprogram jenis bercabang (“branching programmed instruction”).

Sudah jelas bahwa sumber belajar – dalam hal ini media pembelajaran –yang dapat berfungsi sebagai saluran komunikasi atau mampu berinteraksi dengan peserta belajar dalam suatu kegiatan pendidikan dan pembelajaran harus dikembangkan dan dirancang secara sistematis berdasarkan kebutuhan kegiatan pembelajaran yang harus dilaksanakan dan tentu saja juga berdasarkan karakteristik para peserta belajar yang akan mengikuti kegiatan pembelajaran tersebut. Percival mengatakan “ a whole range of instructional media can be resources, examples including books, videocassettes, tape-slides programmes, computers, etc. Instructional media in all their various formats, are probably the most common type of learning resources, and these are often housed centrally in resoures centre” Selanjutnya dikatakan oleh Percival: Basically, the instructional media which comprise the actual learning resources in a resource centre can come from two sources: those that are “bought in” from commercial organizations or from other educational institutions, and those that are produced within an institution in order to caater for requirements of a given set of students within a specific subject area”

Perkembangan Pusat Sumber Belajar

Salah satu sumber belajar yang sudah lama diperlukan – hingga sampai sekarang masih tetap demikian – dalam setiap lembaga pendidikan atau pelatihan adalah perpustakaan (library). Dalam penyelenggaraan suatu perguruan tinggi, pernah dikatakan bahwa perpustakaan adalah jantung suatu universitas. Dikatakan demikian karena perpustakaan yang mengkoleksi berbagai macam buku dan journal dari pelbagai disiplin ilmu pengetahuan sungguh sangat diperlukan oleh suatu universitas. Salah satu ukuran yang menentukan mutu suatu universitas adalah seberapa banyak koleksi buku-buku di dalam perpustakaannya. Universitas-universitas yang ternama di dunia selalu mempunyai perpustakaan pusat (main library) yang besar dengan koleksi buku-buku yang sangat banyak jumlahnya hingga ratusan ribu sampai jutaan buku dalam berbagai jenis disiplin ilmu pengetahuan dalam terbitan yang relatif baru ditambah dengan koleksi berbagai jenis jurnal ilmiah. Di samping itu di universitas tersebut terdapat juga adanya perpustakaan fakultas (school library) di setiap fakultasnya untuk mendukung kegiatan belajar para mahasiswanya di masing-masing fakultas.

Perpustakaan adalah merupakan perkembangan awal dari Pusat Sumber Belajar. Semua bahan belajar berupa rinted materials” yang telah dimiliki dan dikoleksi oleh bagian atau unit yang dinamakan Perpustakaan dipelihara dan disimpan dengan menggunakan system klasifikasi tertentu untuk memudahkan pemanfaatannya. Sistim pengklasifikasian bahan-bahan yang paling banyak digunakan adalah system Dewey Decimal Classification (DDC). Di Amerika Serikat, system pengklasifikasian bahan di perpustakaan yang umumnya digunakan adalah system Library Conggres (LC) karena volume buku dan bahan-bahan pustaka lainnya yang dikoleksi sangat banyak sampai meliputi ratusan ribu hingga jutaan buku jumlahnya. Dengan mengklasifikasi buku-buku dan bahan-bahan pustaka menggunakan system klasifikasi tertentu, maka bahan-bahan pustaka dapat didistribusikan atau disirkulasikan penggunaannya secara optimal dalam lingkungan olah/universitas sehingga dapat menunjang dan memberikan kemudahan bagi pelaksanaan kegiatan belajar dan pembelajaran yang diselenggarakan.

Perpustakaan, baik perpustakaan umum, perpustakaan sekolah maupun perpustakaan universitas. dan perpustakaan lainnya, merupakan tempat penyimpanan informasi dan pengetahuan sehingga dapat berfungsi sebagai sumber belajar bagi semua peserta belajar, para profesional, para peneliti dan bagi siapapun yang memerlukan informasi dan pengetahuan. Sebenarnya perpustakaan melayani banyak fungsi yaitu untuk keperluan arsip, pendidikan dan pembelajaran, rujukan atau referensi, penelitian, dan rekreasi bagi masyarakat pada umumnya.

Oleh karena perpustakaan berfungsi untuk kegiatan pendidikan, pembelajaran dan penelitian, maka istilah sumber belajar di ditambahkan pada koleksi perpustakaan, dan distribusi informasi mulai diarahkan pada kebutuhan belajar peserta belajar. Tingkatan belajar bergerak dari tingkat pendidikan dasar sampai dengan tingkat belajar lanjut. Media yang digunakan meliputi berbagai jenis format seperti buku, majalah, microfilm, video, film, rekaman suara, dan computer. Mereka yang tidak dapat menyelesaikan pendidikan formal dapat meneruskan studinya melalui kegiatan belajar secara informal secara belajar mandiri dengan menggunakan bahan-bahan yang terdapat di perpustakaan. Dengan demikian perpustakaan memerankan fungsi demokratisasi dalam pendidikan karena memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada masyarakat untuk memperoleh pendidikan dan pembelajaran.

Satu syarat penting agar fungsi perpustakaan yang sudah dijelaskan di atas dapat secara optimal diwujudkan, anggota masyarakat yang akan menggunakan perpustakaan dituntut memiliki dua syarat penting yaitu kemampuan membaca dengan baik (reading ability) dan mempunyai kebiasaan membaca yang baik (reading habit), dua hal yang pada umumnya belum dimiliki oleh masyarakat dan bangsa Indonesia.

Perpustakaan tidak saja mendorong berkembangnya “literacy” (kemampuan membaca dan menulis), tetapi lebih jauh dapat mengembangkan functional literacy” (kemampuan membaca dan menulis secara fungsional) di rumah, pekerjaan dan masyarakt. Dan perpustakaan lebih lanjut dapat mengembangkan dan memenuhi apa yang disebut “ information literacy” yaitu kemampuan untuk memperoleh atau mencari informasi dan pengetahuan yang dibutuhkan. Sesuai dengan perkembangan di bidang teknologi informasi maka information literacy dengan cepat berkembang ke suatu kebutuhan “electronic information technologies” yaitu informasi yang diperoleh melalui teknologi informasi. Hal ini mendorong suatu kebutuhan akan adanya perubahan fungsi perpustakaan sebagai sumber belajar

Pada awal 1960-an, khususnya di Amerika Serikat, beberapa perpustakaan universitas diubah namanya menjadi Pusat Sumber Belajar (Learning Resource Centre). Pusat Sumber Belajar ini memberikan layanan yang diperluas meliputi penelitian, pembelajaran, evaluasi belajar, pengembangan perkuliahan, layanan pelatihan, produksi bahan belajar di samping melaksanakan layanan bahan cetakan dan audio visual yang biasa dilaksanakan oleh perpustakaan, seperti seleksi (pemilihan), distribusi, dan penggunaan semua bahan belajar dan fasilitas. Tujuan yang utama adalah memperbaiki proses belajar peserta belajar dengan membantu mereview hasil penelitian, dan memilih metode pembelajaran terbaik dan bahan yang paling efektif yang akan diajarkan.

Konsep Pusat Sumber Belajar mengubah organisasi informasi dan pengelolalaan perpustakaan dari “lingkungan hanya bahan cetak” menjadi “lingkungan bahan cetak dengan bahan non cetak” termasuk pada akhirnya semua teknologi yang lebih baru seperti bahan rekaman yang dibaca dengan mesin, CD-ROM, video disc. Melalui sumber dan layanan yang baru, pustakawan dapat membantu para pengajar mereview metode pembelajaran mereka dan menyarankan praktek yang lebih kreatif. Penyiapan bahan belajar yang baru, penyediaan bahan-bahan dan peralatan audio visual untuk menunjang perkuliahan menjadi suatu program bersama dengan layanan koleksi dan referensi perpustakaan yang sudah ada.

Pengelolaan perpustakaan berubah karena dibutuhkan jenis-jenis personalia yang baru di samping staf perpustakaan yang sudah ada. Personalia yang dibutuhkan adalah yang mempunyai keterampilan dan pengetahuan dalam desain pembelajaran, pengetahuan dan keterampilan dalam pengembangan bahan (media) pembelajaran, penyiapan bahan belajar, keterampilan dalam mengakses data atau informasi melalui internet. Tentu saja dibutuhkan juga staf teknis yang akan merawat agar semua peralatan dapat tetap berfungsi setiap saat digunakan.

Pusat Sumber Belajar berfungsi melakukan pengadaan, pengembangan, produksi, pelatihan dan pelayanan dalam pemanfaatan sumber belajar (terutama bahan dan alat) untuk kegiatan pendidikan dan pembelajaran dibandingkan dengan perpustakaan yang hanya berfungsi melakukan pengadaan dan pelayanan pemanfaatan sumber belajar dalam rangka kegiatan pendidikan dan pembelajaran. Dengan demikian perpustakaan mempunyai fungsi yang lebih sempit jika dibandingkan dengan fungsi Pusat Sumber Belajar, karena hanya melaksanakan sebagian saja fungsi yang dilaksanakan oleh Pusat Sumber Belajar..

Strategi dan teknis pengelolaan Pusat Sumber Belajar

A Resources Centre is a place (anything from a part of a room to an entire complex of buildings) that is set up specifically for the purpose of housing and using a collection of resources, usually in terms of instructional media. Resource centres may serve the needs of an individual department within a school or college, an entire institution, or even a collection of institutions, as for example, when several schools are served by a single central resources centre”

Pengelolaan Pusat Sumber Belajar adalah kegiatan yang berkaitan dengan pengadaan, pengembangan/produksi, pemanfaatan sumber belajar (terutama bahan dan alat) untuk kegiatan pendidikan dan pembeljaran. Kegiatan pengelolaan sumber belajar tersebut dilaksanakan oleh suatu bagian dalam lembaga pendidikan / sekolah yang disebut Pusat Sumber Belajar.

Kegiatan Pusat Sumber Belajar yang perlu dikelola dalam menunjang kegiatan pembelajaran adalah:

  1. Kegiatan pengadaan bahan belajar, mis. buku, film, slide, dan sebagainya..
  2. Kegiatan produksi / pengembangan bahan belajar
  3. Kegiatan pelayanan bahan belajar
  4. Kegiatan pelatihan pengembangan media pembelajaran

Kegiatan pengadaan bahan belajar

Kegiatan pengadaan adalah upaya untuk memperoleh bahan belajar, berupa bahan cetakan (buku, modul). bahan audio (kaset audio, CD, tape, dan lain-lain), bahan video (kaset video, VCD) yang dapat digunakan untuk pembelajaran. Bahan-bahan tersebut dapat dibeli di toko buku atau lembaga produksi media yang bersifat swasta yang memproduksi media dan menjual ke umum untuk memperoleh profit atau keuntungan. Daapat juga bahan belajar diperoleh dari hibah (pemberian/sumbangan) dari individu atau lembaga-lembaga yang berminat membantu lembaga pendidikan dengan menyerahkan secara uma-Cuma bahan belajar yang bermanfaat untuk penyelenggaraan kegiatan pembelajaran di lembaga pendidikan tersebut.

Terdapat satu unit kerja di Departemen Pendidikan Nasional yang bernama Pusat Teknologi Komunikasi dan Informasi Pendidikan Nasional Departemen Pendidikan Nasional (dulu bernama Pustekkom Depdikbud singkatan Pusat Teknologi Komunikasi Pendidikan dan Kebudayaan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan) yang mempunyai fungsi untuk memproduksi dan mengembangkan berbagai media pembelajaran. Media yang diproduksi dan dikembangkan Pustekkom sebenarnya merupakan sumber belajar yang dirancang (by design), karena dikembangkan berdasarkan kurikulum sekolah yang berlaku saat itu, namun saat ini tercantum dalam Standar Isi sebagai dasar untuk mengembangkan KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan).

Dengan demikian Pustekkom mempunyai peranan untuk membantu meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia melalui penggunaan media pembelajaran oleh para guru dalam proses belajar dan pembelajaran. Hal ini disebabkan karena media pembelajaran merupakan sumber belajar yang memang dirancang untuk kegiatan pembelajaran. Materi pembelajaran yang terdapat dalam media pembelajaran dapat memberikan kejelasan kepada murid atas materi pelajaran. Guru dengan demikian tidak lagi sibuk hanya bertindak sebagai sumber belajar utama untuk menyampaikan materi pelajaran kepada siswa, yang sering sulit dipahami oleh siswa karena sangat bersifat abstrak, dan akibatnya guru kurang mempunyai waktu untuk memberikan bimbingan secara individual kepada murid yang memerlukan.

Karena itu media pembelajaran yang dikembangkan dan diproduksi Pestekkom dapat dijadikan salah satu alternatif atau pilihan untuk dikoleksi Pusat Sumber Belajar dengan cara “membeli” atau lebih tepat “mengganti ongkos produksi” dengan mengkopi media yang diinginkan/diperlukan. Media pembelajaran produksi Pestekkom yang diinginkan untuk dikoleksi Pusat Sumber Belajar Sekolah dapat dipelajari pada daftar media yang terdapat dalam buku direktori media pembelajaran produksi Pustekkom yang dikeluarkan oleh Pustekkom

Kegiatan produksi (pengembangan) media pembelajaran

Kegiatan produksi amat penting dan sangat diperlukan dilakukan oleh Pusat Sumber Belajar karena seperti telah dijelaskan di atas Pusat Sumber Belajar harus mempunyai koleksi bahan/media pembelajaran yang memadai untuk menunjang kegiatan diklat yang dilaksanakan, baik berupa bahan cetak maupun non cetak seperti bahan video, bahan audio, bahan belajar berbantuan computer, dan sebagainya.

Selama ini bahan belajar cetakan (printed materials) seperti buku, ensiklopedia, jurnal, hand-outs, diktat, dan sebagainya merupakan sumber belajar bahan yang paling dominan peranannya dalam kegiatan pembelajaran. Perpustakaan selama ini telah menunjukkan peran yang cukup efektif dalam melaksanakan fungsi ini. Namun bahan cetakan yang lain seperti modul, pengajaran terprogram yang mampu berkomunikasi dengan peserta belajar, dan bahan bahan belajar lainnya yang bersifat non-cetak seperti kaset rekaman audio, kaset rekaman video, VCD, slide suara, filmstrip, film, bahan berbasis komputer, dan sebagainya perlu dikembangkan atau diproduksi sendiri oleh Pusat Sumber Belajar, sehingga bahan-bahan belajar yang ada di diklat (PSB) dapat digunakan untuk menunjang kegiatan pendidikan dan pembelajaran.

Satu hal yang perlu diperhatikan dalam kaitannya dengan kegiatan produksi dan pengembangan bahan atau media pembelajaran ini adalah walaupun kita sudah dapat menggunakan komputer pribadi (PC) untuk membuat transparansi maupun gambar-gambar grafis yang menarik, namun masih tetap diperlukan keterampilan dalam membuat bahan-bahan belajar yang murah (inexpensive materials) melalui penggunaan “letter guide” untuk menulis caption, membuat program animasi yang menarik, menempelkan gambar visual (mounting), memotret (still pictures), dan sebagainya. Kegiatan produksi (pengembangan) media amat penting untuk dilakukan oleh Pusat Sumber Belajar karena seperti telah dijelaskan di atas Pusat Sumber Belajar harus mempunyai koleksi bahan/media pembelajaran yang memadai untuk menunjang kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan di sekolah/madrasah. Di atas telah dijelaskan bahwa untuk mempunyai koleksi sejumlah bahan (sumber) belajar untuk membantu pelaksanaan proses pembelajaran Pusat Sumber Belajar memperolehnya dengan jalan membeli bahan belajar di took bukua, lembaga produksi media swasta, ndan sebagainya. Selama ini Perpustakaan berperan cukup efektif dalam melaksanakan fungsi penyediaan bahan belajar cetakan (printed materials) seperti buku pelajaran, buku teks, kamus, ensiklopedia, hand-outs, diktat, dan sebagainya sebagai sumber (bahan) belajar yang paling dominan peranannya dalam kegiatan pembelajaran.. Namun bahan cetakan yang lain seperti modul, pengajaran terprogram sebagai media pembelajaran yang mampu berkomunikasi (berinteraksi) dengan peserta belajar, dan bahan bahan belajar lainnya yang bersifat non-cetak seperti kaset (rekaman) audio, kaset (rekaman) video, VCD, slide suara, filmstrip, film, bahan berbasis komputer, dan sebagainya perlu dikembangkan atau diproduksi sendiri oleh Pusat Sumber Belajar, sehingga bahan-bahan belajar yang ada di PSB dapat digunakan untuk menunjang kegiatan pembelajaran secara optimal.

Agar mampu memproduksi bahan belajar yang diperlukan dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran di sekolah/madrasah, baik yang bersifat “instructor dependent instruction” maupun instructor independent instruction” sudah pasti diperlukan SDM yang mempunyai kemampuan di dalam merancang, memproduksi dan mengembangkan media pembelajaran. Selain itu juga diperlukan seperangkat sarana dan peralatan produksi yang memadai untuk memproduksi berbagai jenis media pembelajaran yang diperlukan. Dan sudah barang tentu juga diperlukan dana atau anggaran yang tidak kecil untuk melaksanakan kegiatan produksi media pembelajaran yang diperlukan dalam kegiatan pembelajaran.

. Untuk itu PSB memerlukan sarana produksi seperti alat-alat grafis (misalnya berbagai jenis alat menulis/lettering guide, alat laminating, heat mounting press, dll, alat fotografi, audiorecording, videorecording, dsb). Tentu saja sarana produksi yang akan di-install di PSB tergantung pada banyak factor, termasuk jenis media pembelajaran yang akan dikembangkan (diproduksi) dan jumlah dana yang tersedia.

Kegiatan pelayanan media pembelajaran

Kegiatan pelayanan adalah fungsi yang langsung berhubungan dengan kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan oleh Pusat Sumber Belajar karena keberadaan PSB dengan semua personel dan sarana serta peralatannya adalah dimaksudkan untuk memberikan pelayanan berupa pemanfaatan berbagai jenis bahan dan media belajar untuk menunjang kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan. Pelayanan yang diberikan dalam kaitan ini sesungguhnya sama dengan pelayanan yang diberikan oleh perpustakaan di dalam membantu guru dan peserta belajar/siswa berupa peminjaman bahan-bahan cetakan untuk memudahkan kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan. Bahan-bahan yang dikoleksi Pusat Sumber Belajar yang dimanfaatkan baik oleh guru maupun peserta belajar dapat dibeli di tempat-tempat yang menjual bahan atau media yang sesuai dengan kebutuhan pembelajaran di sekolah/madrasah misalnya toko buku, toko VCD dan atau kaset rekaman audio/video, atau dapat diperoleh melalui hibah dari lembaga-lembaga yang ada hubungannya dengan pendidikan/sekolah/madrasah seperti departemen, kedutaan luar negeri, dan sebagainya. Dalam jangka panjang tentunya PSB sendiri harus makin bertumbuh sehingga mempunyai kemampuan sendiri untuk memproduksi berbagai jenis media dan bahan belajar yang benar-benar dibutuhkan sesuai dengan kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan.

Untuk memudahkan pelaksanaan sirkulasi pelayanan bahan dan media belajar yang diperlukan dalam kegiatan pembelajaran tertentu, perlu mengklasifikasi bahan-bahan yang sudah berhasil diproduksi dan kemudian memberikan “entry number” untuk setiap bahan yang disimpan. Kita dapat menggunakan klasifikasi Desimal Dewey (DDC atau Dewey Decimal Classification) sebagai yang digunakan untuk mengklasifikasi buku-buku yang ada di perpustakaan.

Bila Pusat Sumber Belajar sudah berkembang dengan pesat, di mana koleksi media sudah cukup banyak jumlah dan jenisnya, pelayanan pemanfaatan media ini dapat diberikan juga kepada pihak-pihak lain di luar kepentingan sekolah sendiri, misalnya sekolah/madrasah lain.

Kegiatan pelatihan media pembelajaran.

Fungsi pelatihan adalah fungsi keempat Pusat Sumber Belajar yang ditujukan untuk membantu pihak lain di luar sekolah/madrasah sendiri yang memerlukan pengetahuan dan keterampilan dalam memproduksi dan mengembangkan bahan belajar./ media pembelajaran. Fungsi ini tentu saja baru dapat dikerjakan bila PSB sudah bertumbuh dan berkembang sedemikian rupa sehingga memiliki SDM yang memadai dalam produksi dan pengembangan media pembelajaran serta peralatan dan sarana yang memadai untuk mendukung kegiatan produksi dan pengembangan berbagai media pembelajaran.

Penutup

Bahan atau media pembelajaran adalah salah satu dari enam jenis sumber belajar: pesan, orang, bahan, alat, teknik dan latar/lingkungan yang sangat diperlukan dalam pelaksanaan kegiatan belajar dan pembelajaran. Pusat Sumber Belajar yang merupakan perkembangan dari perpustakaan perlu mengkoleksi bahan-bahan belajar melalui pembelian, hibah, dan memproduksi sendiri bahan-bahan belajar dalam berbagai jenis format (bahan cetak, bahan proyeksi, bahan rekaman video, bahan rekaman suara, dan bahan computer) yang diperlukan dalam kegiatan pendidikan dan pelatihan yang dilaksanakan.

Apabila perpustakan terutama berfungsi memberikan layanan pemanfaatan bahan-bahan belajar yang dikoleksinya sebagai sumber belajar bagi pelaksanaan proses belajar dan pembelajaran, maka Pusat Sumber Belajar mengemban fungsi yang lebih luas yaitu selain memberikan layanan pemanfaatan media dan bahan belajar yang dikoleksinya untuk pelaksanaan kegiatan pembelajaran (hal ini adalah fungsi perpustakaan), fungsi lainnya adalah juga melakukan kegiatan produksi dan pengembangan bahan belajar serta pelatihan dalam kegiatan produksi dan pengembangan media pembelajaran.

Untuk dapat melaksanakan fungsi produksi dan layanan (khususnya dalam layanan produksi media pembelajaran), dan pelatihan dalam produksi dan pengembangan media pembelajaran, maka PSB perlu memiliki tenaga (SDM) yang berkaitan dengan produksi dan pengembangan media pembelajaran.

Agar semua bahan yang telah dikoleksi, baik melalui pembelian, hibah atau produksi sendiri, dapat digunakan dengan mudah untuk kegiatan pembelajaran, maka perlu sekali dilakukan klasifikasi dan katalogisasi terhadap semua bahan-bahan tersebut. Cara pengklasifikasian bahan-bahan yang telah berhasil dikoleksi di PSB yang sering digunakan adalah DDC (Dewey Decimaal Classiafication), karena jumlah koleksi bahan (media) pembelajaran di PSB tidak terlalu besar.

Oleh Prof.DR.Sudarsono Sudirdjo, M.Sc.Ed.

Universitas Negeri Jakarta



DAFTAR PUSTAKA

Association for Educational Comunication Technology (AECT), Definisi Teknologi Pendidikan (Penerjemah Yusufhadi Miarso), Jakarta: C.V. Rajawali (Buku asli diterbitkan tahun 1977), 1986.

Heinich, R., M. Molenda, J.D. Russell, dan S.E Smaldino, Instructional Media and Technologies for Learning. Englewood Cliffs, New Jersey: Merril-an imprint of Prentice Hall, 1996

Kemp, Jerold E., Planning & Producing Audio Visual Materials, New York : Thomas Y. Crowell, 1975

Percival, Fred & Henry Ellington, A Handbook of Educational Technology, Kogan Page Ltd, 120 Pentonville Road, London., 1980.

Plomp, Tjeerd dan Donald P.Ely (Editor), International Encyclopedia of Educational Technology, Second Edition, Cambridge,UK: Cambridge University Press, 1996

KREARIFINDO Creative Solution

PhotobucketPhotobucket Photobucket
INILAH SEBAGIAN BISNIS ONLINE YANG SAYA KEMBANGKAN, BAGI ANDA YANG MEMBUTUHKAN : DESAIN GRAFIS, DESAIN PRESENTASI, DESAIN KREATIF, DESAIN MULTIMEDIA, DLL. ATAU TRAINING MULTIMEDIA PRESENTASI, WORKSHOP PEMBUATAN BLOG KONTAK SAYA DI :
085880878417 atau YM : arif_jic@yahoo.co.id

DOWNLOAD MATERI

PhotobucketPhotobucketPhotobucket

 
Design by Gerai Blog | Support Design by Desaingratis - Group Design | GERAI BLOG