Minggu, 27 Maret 2011

INDONESIA HEBAT DENGAN INTERNET SEHAT by Sekolah Internet

Membangun Indonesia Hebat dengan Internet Sehat

Oleh : Hatta Syamsuddin

Suatu hari seorang kerabat yang hanya lulusan SMA pernah mengatakan dengan ringan : “ Mas, internet itu adalah salah satu dari keajaiban dunia !!”. Kening saya berkerut mencoba memahami untaian kalimat yang baru saja saya dengar. Namun tak seberapa lama akhirnya saya mengangguk-angguk juga pertanda setuju sepenuh hati. Setidaknya, kerabat saya tadi telah membuktikan hal itu dalam kehidupannya sehari-hari. Ia yang seorang lulusan SMA, setelah berkutat dengan berbagai macam usaha kecil-kecilan, akhirnya menemukan internet sebagai salah satu sarana mempromosikan produknya. Ia pun belajar sungguh-sungguh tentang dunia internet marketing dengan segala macam pernak-pernik di dalamnya. Transaksi dunia maya , paypal, google adsense, SEO, Alexa dan Pagerank pun menjadi menu sehari-sehari dalam kehidupan barunya. Tahun berlalu dengan cepat, kini ia seorang pengusaha ekspor impor ‘digital’ yang cukup sukses untuk ukuran usianya. Menakjubkan !

Pada kesempatan lain, ada ungkapan menarik yang saya dengar dari seorang sahabat di perkuliahan paska sarjana yang saya tempuh. Ia menganalisa dengan serius –entah melalui penelitian atau tidak- lalu mengatakan : “ 90% isi internet itu positif dan hanya 10 % persen yang berisi hal-hal negatif seperti pornografi dan lain sebagainya, tapi sayangnya adalah 90% pengguna internet justru mengakses yang 10 % negatif itu ! “. Mata saya terbelalak hebat, analisa yang saya sendiri tidak percaya sepenuhnya dan tidak berharap itu benar. Tapi gambaran yang saya temui di kanan kiri memang sedikit membuktikan bahwa pengguna internet –khususnya yang pemula atau anak muda- benar-benar meniatkan dalam berinternet untuk melihat dan mendownload foto-foto telanjang. Sebuah penelitian di satu kota di Jawa Timur bahkan menyebutkan 78 % pelajar datang ke warnet hanya untuk mengakses situs porno.

Jika ini yang terjadi, maka internet bisa berubah dari keajaiban dunia menjadi perusak dunia. Materi pornografi senantias menyisakana pekerjaan rumah yang begitu menyedihkan bagi sebuah bangsa. Sudah banyak saya kira penelitian dan angka-angka yang menyebutkan pengaruh materi pornografi dan pemerkosaan seksual. Salah satunya sebagaimana disebutkan dalam situs fakta ilmiah bahwa “ Dinas Penelitian dan Statistik Kriminalitas New South Wales (1991) dan Satuan Statistik Kepolisian New South Wales (1988-1989) menemukan bahwa saat pornografi diperbolehkan di New South Wales pada tahun 1975 – 1991, terdapat peningkatan taraf perkosaan sebesar 90.6% “.

Lalu bagaimana kabar internet di Indonesia ? Tak kurang mesin pencari dunia maya ‘mbah Google’ yang sering menjadi rujukan dalam berselancar, menempatkan Indonesia berada di posisi 6 dunia untuk urusan pengakses laman berisikan pornografi. Sedihnya, pengakses paling banyak laman pornografi tersebut justru berasal dari kota-kota pelajar dan rujukan pendidikan. Uniknya, ternyata jumlah situs porno asli Indonesia sebenarnya jumlahnya ‘hanya’ satu juta dari 24,5 juta situs dengan admin orang Indonesia. Artinya memang tak lebih dari 5 % dari jumlah situs yang ada, namun sayangnya pengaksesnya justru mencapai lebih dari separuh bahkan tiga perempat internet user yang ada. Dari angka-angka di atas, mau tidak mau saya harus mengamini analisa sederhana yang disampaikan sahabat saya di atas.

Jadi, bagi saya kesimpulan sederhananya adalah : Sekiranya pengguna internet berinternet secara sehat dengan sibuk mengoptimalkan situs-situs bermanfaat yang jumlahnya jauh lebih banyak dari situs sampah, maka yang terjadi adalah internet benar-benar menjadi sebuah keajaiban. Mengubah keterbatasan menjadi keunggulan. Menguasai informasi dan pada saat yang sama memanfaatkannya dalam kehidupan sehari-hari. Maka hari-hari ini sungguh telah banyak kita lihat ibu rumah tangga piawai berbisnis dari balik layar komputer di rumahnya. Pemuda lulusan SMA menjadi fasih bicara internet marketing dan mempraktekannya dengan sungguh-sungguh. Atau mungkin guru, dosen, mahasiswa, karyawan, yang menuangkan ide, fikiran dan ilmunya dalam sebuah blog, hingga mendapatkan banyak jaringan dan pertemanan yang mengagumkan.
Saya yakin banyak keajaiban yang akan terus terjadi saat kita komitmen dengan internet sehat. Bukan tidak mungkin, salah satu jalan untuk mewujudkan Indonesia kita lebih hebat adalah dengan mengenalkan dan mengkampanyekan internet sehat secara massif dan berkelanjutan.

Lalu, sahabat Indonesia yang optimis, apa saja yang bisa kita lakukan untuk memberikan kontribusi mulia mewujudkan internet sehat untuk bangsa Indonesia yang kita cintai ini ? Mari bersama kita cermati empat langkah berikut ini :

Pertama : Mengawal Regulasi yang Cermat untuk mewujudkan Internet Sehat
Sebuah peraturan yang cermat perlu dilahirkan untuk membatasi gerak para ‘oknum’ atau bahkan ‘mafia’ internet yang menikmati banyak untung dengan tersebarnya konten pornografi di internet. Sayangnya, banyak pihak yang terlalu cepat menuding bahwa seluruh peraturan di bidang internet misalnya, adalah pemberangusan terhadap hak berpikir dan berkarya anak bangsa. Anggapan ini memang tidak sepenuhnya salah. Yang terjadi memang –sebagaimana analisa para pakar di bidang ini- bahwa internet service provider (ISP) ibaratnya sebuah komplek perumahan besar, yang di dalamnya mungkin terletak masjid, pondok pesantren, puskesmas,warung makan, namun pada saat yang sama ada juga disana : kafe, warung miras, rumah bordil, dan lain sebagainya. Hal inilah yang menjadi dilemanya, karena menutup akses ke lingkungan perumahan tersebut, berarti ikut menutup akses ke masjid, puskesmas dan lain sebagainya. Karena inilah, sebuah regulasi memang harus cermat untuk mewujudkan pembumian internet sehat di hati masyarakat. Mari bersama kita mengawalnya.

Contoh Langkah Konkrit :
  1. Mengadakan pertemuan, konsultasi, formal maupun nonformal, atau seminar yang khusus membahas regulasi dalam dunia internet, antara Pemerintah, Praktisi dan Pakar Internet, maupun penyedia jasa Internet Service Provider.
  2. Para pengamat berusaha untuk memberikan telaah yang objektif atas setiap rancangan regulasi. Hal ini akan mencerdaskan masyarakat, sehingga bisa bersikap lebih elegan, dalam arti tidak menolak setiap regulasi dengan membabi buta, dan tidak pula hanya tunduk patuh tanpa memahami hak-haknya.

Kedua : Meningkatkan Kesadaran para Orang Tua
Rumah adalah benteng yang kokoh dari segala ancaman kerusakan moral anak-anak kita. Selama mereka di rumah mendapatkan bimbingan yang luwes dan kontinyu, maka anak-anak kita lebih akan terjaga dari efek negatif penggunaan internet yang salah kaprah. Karenanya, para orang tua harus segera mengambil peran penting. Dari mulai hal teknis, yaitu adanya ketentuan penggunaan internet di rumah, hingga pengawasan yang memadai kegiatan internet anak-anaknya. Hal ini bisa dimulai dari hal yang paling sederhana, misalnya dengan tidak meletakkan komputer di dalam kamar anak, atau mematikan saluran internet di malam hari, atau mengaktifkan software parental untuk memblok situs-situs yang aneh dan tidak mendidik. Namun ini semua harus diikuti dengan arahan dan bimbingan untuk pemanfaatan internet yang optimal. Mengenalkan situs bermanfaat yang sangat banyak terserak, agar anak-anak kita tidak hanya menghabiskan waktu berinternetnya dengan situs jaringan pertemanan saja.

Contoh Langkah Konkrit :
  1. Memberikan sosialisasi internet sehat di kalangan orangtua, melalui forum-forum wali murid atau kelas-kelas parenting, atau pertemuan ibu-ibu PKK misalnya.
  2. Memfasilitasi dan mengajarkan pada para orang tua untuk mampu mengguankan software parental atau browser khusus anak-anak pada komputer yang berinternet di rumahnya,
  3. Mendidik para orang tua agar lebih 'sadar' dan 'melek' internet, sehingga dengan sendirinya mereka bisa menjadi guide bagi anak-anaknya saat berselancar di dunia maya.

Ketiga : Semangat Mengkampanyekan Internet Sehat
Sebuah gagasan besar dan mulia membutuhkan strategi kampanye yang hebat pula. Kita tidak bisa hanya berdiam diri, menunggu gagasan internet sehat membumi di Indonesia hanya dengan berpangku tangan saja. Semua pihak harus ikut berpartisipasi, sesuai dengan kemampuan dan ketrampilan yang dimiliki. Baik itu pemerintah, perusahaan swasta, tokoh masyarakat, akademisi, blogger, dan semua stakeholder dalam pembangunan watak dan karakter bangsa, harus turun ke gelanggang untuk mengkampanyekan internet sehat secara dinamis dan intensif. Harapan kita sederhana, beberapa tahun ke depan akan banyak pengguna internet -yang dahulunya adalah ‘korban’ dari penggunaan internet yang negatif – akan berubah menjadi pejuang internet sehat, sesuai dengan caranya masing-masing.

Contoh Langkah Konkrit :
  1. Membuat wadah, komunitas, atau forum yang intens menyuarakan internet sehat di tengah-tengah masyarakat kita.
  2. Membuat kurikulum dan materi yang komprehensif seputar internet sehat, sehingga bisa diajarkan dalam kelas formal maupun non formal, dari mulai kurikulum SMP, SMA, Perkuliahan, atau bahkan untuk materi khutbah Jumat sekalipun.
  3. Perjuangan di dunia maya harus diikuti dengan dukungan media cetak di dunia nyata, pengguna internet di Indonesia memang diperkirakan sudah mencapai 45 juta per Juli 2010, namun belum banyak yang mengetahui seputar Internet Sehat. Karenanya, sosialisasi dan bahasan seputar Internet Sehat juga harus diupayakan dapat disebarkan melalui media cetak baik nasional maupun lokal.

Keempat : Optimalisasi dan Perbaikan Konten yang Sehat
PT Telkom Indonesia pernah membuat survei yang menghasilkan angka bahwa 90% akses internet di Indonesia hanya digunakan untuk akses pada jejaring sosial (Facebook, Twitter) serta situs yang kurang bermanfaat lainnya. Apa yang bisa kita baca dari survei di atas ? Bahwa anjuran internet sehat harus berbanding lurus dengan ketersediaan situs-situs atau blog yang menarik dan bermanfaat. Internet yang sehat bukan sekedar menjauhi konten negatif, tetapi juga mengarahkan seseorang untuk mengoptimalkan waktu jelajah internetnya, bukan hanya untuk sekedar menyapa dan berkomentar dalam situs pertemanan dan jaringan sosial. Karenanya, baik para pengelola situs, atau blogger, hendaknya berusaha keras untuk menaikkan daya tawar web yang dikelola, agar bisa membuat para pengguna internet terkesima dan tertarik sedemikian rupa, hingga tidak hanya berkutat di jaringan pertemanan semata.

Contoh Langkah Konkrit :
  1. Mengadakan pelatihan menulis di blog baik bagi para guru, akademisi, maupun masyarakat yang tertarik secara umum dari setiap segmennya. Sehingga mereka tidak hanya sekedar bisa menulis, namun juga mengelola blog dengan baik agar tampil dengan performance blog yang lebih bermutu dan menarik.
  2. Mengadakan kontes Blog secara berkesinambungan, baik skala nasional, lokal, maupun di sekolah-sekolah. Kontes dan perlombaan blog ini hendaknya dilengkapi dengan kriteria penjurian yang objektif dan menantang, bukan 'hanya' kontes SEO semata, sehingga akan menghasilkan blogger-blogger yang terus memacu diri untuk selangkah lebih baik dari sebelumnya.
Memulai dari yang kita Mampu !
Mungkin ada sebuah pernyataan yang segara tersirat dalam benak kita, bahwa sekian langkah di atas hanya bisa dijalankan oleh pemerintah, perusahaan, atau lembaga yang mapan dari sisi sumber daya dan dana. Maaf, saya tidak sepenuhnya sepakat dengan pernyataan tersebut, karena pada dasarnya kita mampu melangkah dan memperjuangkan internet sehat sesuai dengan ranah dan kemampuan kita. Jika kita adalah seorang blogger, maka kita mulail dengan 'membombardir' dunia maya dengan postingan-postingan yang menarik dan inspiratif seputar internet sehat. Jika kita adalah seorang tokoh warga atau ketua RT misalnya, maka bisa kita mulai dengan melihat-lihat kondisi warnet di lingkungan kita, berikan satu dua kalimat arahan yang bijak agar para pengelola warnet dan operatornya bisa ikut bekerja sama menjaga 'kesehatan' warnetnya. Contoh nyata inisiatif semacam ini telah digulirkan oleh Bupati Jepara Hendro Martojo melalui Surat Edaran tertanggal 08 Juli 2010 seputar Warnet Sehat ditujukan kepada seluruh pengelola warnet di daerahnya. Secara ringkas isi edaran tersebut adalah mengharapkan pengelola warnet ikut ; berpartisipasi memerangi pornografi melalui jasa yang mereka kelola , mendesain bilik warnet agar lebih terbuka, memblokir seluruh situs maupun konten internet yang mengandung pornografi, dan juga membina dan mengarahkan pengunjung yang masih anak-anak untuk menggunakan internet sesuai dengan koridor pendidikan. Sungguh, sebuah inisiatif praktis dari seorang Bupati yang layak kita apresiasi.

Langkah positif di atas semestinya bisa menginspirasi para kepala daerah atau juga pengelola warnet di daerah lainnya. Pengelola warnet bisa memulai dengan menetapkan peraturan-peraturan lokal yang arif dan aplikatif untuk mewujudkan internet sehat. Atau mungkin kita bisa lebih tegas dengan merobohkan bilik-bilik internet sempit yang mengundang hasrat untuk bermaksiat tersebut. Warnet tanpa bilik yang sempit, adalah salah satu langkah nyata untuk mewujudkan internet yang lebih sehat. Bahkan, warnet tanpa bilik yang sempit akan mampu menghadirkan suasana yang profesional, elegan dan bersahabat.

Selain itu semua, lebih potensial lagi, jika kita adalah seorang guru, dosen atau kepala Sekolah. Dengan sederhana kita bisa torehkan sebuah kebijakan internet sehat melalui penugasan-penugasan kepada anak didik di sekolah atau mahasiswa di kampus. Salah satu contoh yang menginspirasi saya, sekaligus menguatkan bahwa kampanye internet sehat bisa dimulai dari diri dan lingkungan kita, adalah apa yang telah dicapai oleh Bapak Dedi Dwitagama. Beliau adalah seorang kepala sekolah di SMK Negeri 36 Cilincing Jakarta, juga seorang blogger dan trainer yang berpengalaman. Lebih dari itu, beliau adalah seorang yang cerdas dalam memasyarakatkan internet sehat. Kebijakan yang unik pun telah beliau torehkan, yaitu mewajibkan seluruh guru dan siswa di sekolahnya agar mempunyai akun Facebook dan membuat blog. Lebih unik lagi, beliau menambahkan syarat pengambilan ijazah bagi siswa yang telah lulus adalah minimal telah menulis 100 postingan di blognya masing-masing !. Sungguh, saya belum pernah mendengar yang lebih praktis dan lebih tajam seputar membumikan internet sehat selain apa yang telah digagas oleh bapak Dedi Dwitagama ini. Semoga kita bisa terinspirasi untuk menorehkan langkah-langkah unik lainnya, tentunya sesuai dengan kemampuan kita masing-masing.

Akhirnya, pekerjaan rumah kita benar-benar telah berserak di hadapan. Memalingkan generasi hari ini dari konten yang tidak bermanfaat menuju konten berharga bak mutiara. Mengubah internet dari sebuah ancaman perusak moral, menjadi salah satu keajaiban dunia dalam pembentukan kreatifitas dan pengetahuan anak bangsa. Dengan internet sehat, mewujudkan Indonesia yang hebat bukan lagi impian semata. Mari bersama mewujudkannya. Mari bersama memberikan harapan untuk Indonesia. Salam Optimis !

http://www.indonesiaoptimis.com/

0 komentar:

Posting Komentar

KREARIFINDO Creative Solution

PhotobucketPhotobucket Photobucket
INILAH SEBAGIAN BISNIS ONLINE YANG SAYA KEMBANGKAN, BAGI ANDA YANG MEMBUTUHKAN : DESAIN GRAFIS, DESAIN PRESENTASI, DESAIN KREATIF, DESAIN MULTIMEDIA, DLL. ATAU TRAINING MULTIMEDIA PRESENTASI, WORKSHOP PEMBUATAN BLOG KONTAK SAYA DI :
085880878417 atau YM : arif_jic@yahoo.co.id

DOWNLOAD MATERI

PhotobucketPhotobucketPhotobucket

 
Design by Gerai Blog | Support Design by Desaingratis - Group Design | GERAI BLOG